SMS VS WA

SMS VS WA
(Galuh Riyan Fareza)

       Perlu diketahui bahwa SMS VS WA disini bukanlah dua nama club sepak bola yang akan segera bertanding. Tetapi SMS VS WA disini merupakan sebuah judul tulisan. Jujur saya tertarik sekali membuat judul tulisan tersebut. Salah satu hal yang membuat saya tertarik ialah karena adanya permasalahan atau kejanggalan baik dalam SMS maupun WA tersebut. Lucunya banyak juga yang masih belum menyadari akan hal itu khususnya bagi para pengguna WA.

       Lewat tulisan ini, saya sedikit berusaha untuk membahas dan menguak kejanggalan atau permasalahan dalam SMS dan WA. Saya akui dan mungkin Anda juga mengakuinya, bahwa tampilan WA jauh lebih menarik dan canggih daripada SMS. Tetapi jangan salah, sebelum menggunakan WA atau Hp android belum ada, Anda pasti pernah menggunakan layanan SMS dalam smartphone Anda, bukan?
      
       Pertama ialah SMS, siapa yang tidak tahu atau kenal dengan SMS? SMS adalah singkatan dari short message service yang artinya layanan pesan singkat/pendek. SMS ini merupakan layanan yang dulu tepatnya sekitar tahun 2010 banyak digunakan oleh para pengguna telepon genggam di seluruh Indonesia. Mengapa demikian? Karena pada saat itu, semua Hp menyediakan layanan SMS. Dari mulai Hp yang harganya murah sampai yang mahal sekalipun. Jadi masyarakat Indonesia tidak perlu lama-lama lagi menulis surat dan mengirimnya ke kantor pos kemudian dikirim kepada orang yang dituju. Mereka dapat mengirim dan menerima pesan dengan sangat mudah dan cepat menggunakan layanan SMS. Namun untuk dapat mengirim sebuah pesan, seseorang harus memiliki kartu telepon dan kemudian diisi pulsa terlebih dahulu. Disini saya tidak akan membahas perihal pulsa atau bagaimana cara mendapatkannya. Fokus saja dulu pada SMS!

       Seperti namanya "short message service", SMS ini hanya bisa mengirimkan pesan singkat saja. Jika pesan yang kita kirim dirasa masih belum cukup. Kita bisa mengirim SMS yang kedua kalinya dan seterusnya. Walaupun hanya seuntai kata atau huruf dalam mengirim SMS tersebut. Hal ini tentu membuat kita mengeluarkan pulsa dua kali atau beberapa kali. Tetapi tenang saja, karena biasanya setelah mengirim pesan beberapa kali, kartu telepon menyediakan layanan SMS gratis. Sehingga kita dapat mengirim SMS tanpa mengeluarkan banyak pulsa.

      Seperti yang disebutkan bahwa SMS hanya bisa mengirim dan menerima pesan singkat saja. Akibatnya banyak pengguna mengirim sebuah pesan dengan mengunakan kata yang disingkat atau lebih dikenal dengan "bahasa SMS". Saya yakin Anda pasti pernah mendengarnya atau mungkin juga pernah menulis menggunakan bahasa SMS tersebut. Tidak hanya itu, banyak sekali penggunaan kata tidak baku yang digunakan dalam penulisan SMS. Apalagi, penulisan tanda baca dan huruf kapital tidak lagi diperhatikan. Hal tersebut merupakan perusakan komponen bahasa menurut saya. Parahnya penulisan bahasa SMS tersebut diterapkan di sekolah oleh siswa dan siswi Indonesia. Sehingga ketika guru mengoreksi tugas atau pekerjaan muridnya, dia menemukan kata yang tidak bisa dibaca. Itu membuat guru kesulitan dalam mengoreksi pekerjaan muridnya. Bagaimana tidak, kata "yang" berubah menjadi "yg", "bahasa" berubah menjadi "bhs", " semangat" berubah menjadi "cemungut", dll. Saya tidak bisa menyebutnya satu per satu. Dan itu benar-benar terjadi dan ditulis oleh siswa dalam pekerjaan sekolahnya, kemudian diserahkan kepada gurunya.

       Setelah saya mewawancarai beberapa responden, mereka yang pernah menggunakan bahasa SMS dalam sebuah tulisan mengaku tidak sadar. Mungkin karena saking terlalu seringnya mengirim dan menulis pesan SMS. Jadi hal itu membuatnya refleks dalam menulis, baik di rumah maupun di sekolah. Mereka juga menjawab "kadang kalau saya sadar bahwa tulisan itu salah, saya langsung menghapusnya". Ada juga yang menjawab, karena terbiasa menulis SMS, dia bisa menulis SMS dengan sangat cepat tanpa melihat papan ketik telepon genggam mereka. Kurang lebih bunyinya "tek-tek, ketek-ketek, ketek-ketek, tek-tek" seperti itu. Saya sampai tidak bisa membayangkan bagaimana cara gurunya mengoreksi pekerjaan murid-muridnya? Nah inilah kejanggalan yang terus hinggap di dalam benak saya. Dulu saya juga sempat berpikir mengapa nama layanan tersebut diberi nama SMS? Kenapa tidak MS (message service) atau LMS (long message service) begitu. Kalau seperti itu besar kemungkinan tidak akan ada "bahasa SMS" lagi. Mungkin akan banyak muncul bahasa penuh sastra seperti dalam penulisan surat dan puisi pada zaman dulu.

       Nah, sekarang lanjut pada pembahasan tentang WA. Saya rasa semua banyak yang tahu tentang WA. Jadi saya tidak perlu membahasnya terlalu detail. Wa atau What's Up merupakan sebuah aplikasi sosial media yang sedang marak digunakan saat itu dan sampai saat ini. Namun sayangnya, hanya orang yang memiliki Hp android-lah yang dapat menggunakannya. Dengan kata lain, WA tidak tersedia pada Hp jadul.

       Berbeda dengan SMS yang hanya dapat mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks. WA dapat mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks, audio, gambar, dan video. Tidak hanya itu, WA juga menyediakan atau dilengkapi dengan layanan audio call dan video call bagi para penggunanya. Bedanya kalau audio call ketika kita menghubungi sesorang, kita hanya dapat mendengar suaranya saja lewat ponsel kita. Sedangkan kalau video call, kita bisa melihat wajah seseorang yang sedang kita hubungi, dan seseorang tersebut bisa melihat wajah kita juga dari tempat yang berbeda lewat ponsel kita dan dia. Tetapi aneh juga begitu, kadang saking inginnya video call, ada juga yang video call di tempat yang sama dan duduk bersebelahan lagi dengan seseorang yang dihubunginya. Lah ini maksudnya apa begitu? Apa mungkin ingin cari sensasi atau apa saya tidak tahu. Padahal umumnya video call digunakan untuk menghubungi seseorang atau saudara kita yang berada di tempat yang jauh, misal saya berada di Banyuwangi dan Anda di Jember. Nah, itu baru cocok untuk menggunakan video call.

       Dengan menggunakan WA, kita juga bisa berbagi status sesama pengguna WA. Karena WA menyediakan layanan status bagi para penggunannya. Sehingga kita bisa mengirim status dan bisa melihat status orang lain lewat ponsel kita. Dengan syarat kita harus menyimpan nomer seseorang, agar seseorang tersebut bisa melihat status kita dan kita juga bisa melihat statusnya. Dalam mengirim status, kita bisa mengirim berupa tulisan, video, atau gambar. Bebas mau ngirim status seperti apa. Misalnya gambar makanan, sedang liburan di suatu tempat, dll. Tetapi saya sedikit merasa aneh juga begitu. Ketika seseorang mengirim status dalam bentuk tulisan yang simple "yes" atau hanya satu emoticon misalnya. Kita tetap masih membuka atau melihatnya. Padahal status tersebut sudah jelas dan bisa dibaca sebenarnya dalam sebuah lingkaran kecil. Ya nanti kan kalau kita ngirim status akan muncul lingkaran kecil berisikan status kita. Nah, ketika mengirim status itu bisa lebih dari satu dan kita juga bisa melihat berapa banyak orang yang telah melihat status kita. Tetapi saya bingung juga, kalau kita tidak pernah membuka atau melihat status seseorang. Seseorang tersebut biasanya tidak akan mau melihat status kita juga. Itu salah satu yang saya alami juga selama menggunakan WA. Jadi istilah balas dendam masih berlaku juga dalam penggunaan WA.

       Seperti yang telah disebutkan dalam paragraf sebelumya, bahwa WA dapat mengirim dan menerima pesan dalam bentu teks, audio, video, dan gambar. Selain itu WA juga dilengkapi oleh berbagai macam bentuk emoticon. Sehingga hal tersebut dapat memudahkan para penggunannya. Tidak seperti SMS yang hanya bisa mengirim dan menerima pesan singkat saja. Pesan atau tulisan yang panjang juga bisa dikirim dan diterima dalam menggunakan WA. Lucunya bahasa SMS masih tetap dilestarikan dalam penulisan pesan WA seperti "wkwk", " syg", dll. Selain itu kita juga bisa berbagi lokasi, mengirim sebuah dokumen, nomor kontak seseorang, dll. Intinya WA lebih canggih daripada SMS.

       WA juga dapat menampilkan foto profil kita. Sehingga orang lain dapat mengenali kita dengan jelas. Tidak seperti SMS yang tidak dilengkapi dengan foto profil. Jadi itu membuat kita bingung ketika ada nomor yang tidak dikenal menghubungi nomor dalam ponsel kita. Tetapi itu berbeda dengan WA. Karena WA menyediakan foto profil bagi para penggunanya. Tetapi saya juga bingung, karena itu kadang berbeda dengan tujuan awal begitu. Biasanya dengan adanya foto profil, kita bisa mengenal kontak orang lain dengan jelas menjadi tidak jelas lagi. Karena sekarang banyak orang yang menggunakan foto profil yang tidak lazim seperti itu. Bagaimana mungkin, ada yang menggunakan foto profil hanya menampakkan mata satu dan hanya setengah wajah. Ada lagi foto profil bergambar monyet, anime, kakek duduk di tepi jalan, dll. Hal itu akan semakin bagus jika kita menggunakan foto yang jelas dan asli foto diri kita sendiri.

       Dengan adanya WA kita juga bisa membuat grup WA. Grup jenis apapun itu misalnya grup keluarga, tugas, bercandaan, dll. Nah, dalam pembuatan sebuah grup pasti ada seorang admin atau lebih di dalamya. Dalam grup tersebut, kita juga bisa melihat profil  seseorang yang belum kita kenal. Mulai dari nama, nomor telepon, motto hidup, dll. Tetapi saya merasa aneh begitu, karena tidak sedikit orang yang menggunakan nama samaran dalam sebuah grup. Contohnya seperti "Zionis Kampus", " Tempe Penyet", " Telolet", dll. Itu salah satu yang pernah saya alami juga ketika memiliki grup. Agak lucu tetapi tidak asik begitu. Kadang banyak juga kabar hoax yang tersebar di dalam grup. Ada juga yang mengirimkan pesan tidak jelas asal-usulnya bagaimana. Seperti "grupnya kok sepi" tetapi ditulis dengan cara yang tidak lazim, panjang kebawah seperti itu, dan masih banyak lagi pesan yang tidak jelas. Sayangnya saya tidak bisa menyebutnya satu per satu.

       Baik WA maupun SMS, kedua-duanya sama pentingnya juga. Itu semua kembali pada diri kita masing- masing bagaimana cara kita dalam menggunakannya. Semoga tulisan ini dapat menghibur Anda. Pastinya juga dapat bermanfaat bagi Anda. Karena saya menulis bukan untuk diri saya pribadi, tetapi untuk orang lain. Bagi para pembaca yang menemukan kejanggalan lainnya pada WA dan SMS. Tetapi penulis tidak menulisnya, Penulis mohon maaf.

      

      

      
      

      
      
      

      

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?