Assent Ace: Tidak Ada Judul
Assent Ace: Tidak Ada judul
Oleh: Galuh Riyan F
Minggu 15 Maret 2020 merupakan hari dimana pemilihan ketua Assent Ace yang baru. Ada dua calon ketua yang dipercaya dapat meneruskan tongkat estafet dalam kepengurusan Assent Ace tahun 2020-2021. Pertama adalah Robiah al- Adawiyah dan yang kedua adalah Qubaiatul Mukaromah. Alhamdulillah acara besar yang dihadiri tidak lebih dari 60 orang dari ratusan anggota BM secara keseluruhan mulai angkatan 2016 sampai 2018 ini berlangsung khidmat dan lancar. Acara ini tidak dihadiri oleh angkatan 2019, alasannya karena mereka belum memiliki hak suara untuk memilih begitu.
Dibalik semua itu, ada satu hal yang membuat penulis tertarik untuk mengkomuniksikannya dalam bahasa tulisan yang bisa dibilang sederhana ini.
Pada acara inti, pemilihan calon ketua BM baru ini dibalut dengan tiga sesi. Pertama adalah penyampaian visi misi, kedua adalah sesi tanya jawab, dan yang terakhir adalah pemilihan langsung atau bisa disebut coblos calon ketua begitu. Perlu diketahui, dalam sesi ini tidak ada namanya sesi debat antar sesama calon. Calon nomer urut 1 memberikan pertanyaan kepada calon nomer urut 2 dan masing-masing calon mmberikan komentar atau sanggahan terhadap jawaban yang diterima (adu gagasan). Kemudian pada sesi tanya jawab, masing-masing calon mendapatkan tiga pertanyaan dari audiens secara oral yang sifatnya dialektis, satu penanya dua kali feedback. Ini membuat peluang orang lain yang ingin bertanya bisa sirna, entah kalah cepat atau kuota penanya sudah pas begitu, contohnya saya pribadi. Ada baiknya pertanyaan ditulis di secarik kertas dan dikumpulkan dalam satu kotak, kemudian dipilihlah secara acak kertas yang berisi pertanyaan tersebut. Terakhir tidak ada durasi waktu menjawab untuk calon terpilih. Penulis melihat baik calon nomer urut 1 maupun 2 ada yang menjawab tidak lebih dari 15 detik saat sesi tanya jawab tadi. Semoga ini tidak membuat pengurus tersinggung dan bisa lebih baik kedepannya.Namun apa pun itu, penulis tidak mau mempermasalahkannya karena sadar diri bahwa penulis adalah hanya tamu undangan. Dan penulis sangat menghargai betul kinerja para pengurus untuk mempersiapkan acara pemilihan ketua bidikmisi periode 2020 -2021 ini.
Pada sesi pertama penyampaian visi misi, kedua calon menyampaikannya dengan penuh percaya diri. Robiah al-Adawiyah calon urut nomer 1 menyampaikan visinya yaitu terwujudnya satu organisasi kekeluargaan sebagai wadah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi IAIN Jember yang bermoral, inovatif, dan kontributif. Adapun misinya yang pertama ialah menjalin dan mempererat tali silaturrahim antar mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi IAIN JEMBER dengan berpegang teguh pada nilai-nilai pancasila dan berbasis kekeluargaan. Kedua meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik secara berimbang melalui motivasi dan pengembangan potensi. Ketiga meningkatkan kepribadian unggul dan budi pekerti luhur berlandaskan iman dan takwa. Dan terakhir menumbuhkan dan mengaktualisasikan daya cipta sebagai bentuk sumbangsih kepada masyarakat.
Calon ketua nomer urut 2 Qubaiatul Mukarromah memberikan visi dan misinya. Visinya ialah mencetak mahasiswa bidikmisi yang cerdas, kreatif, dan berakhlaqul karimah, serta menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Adapun misinya adalah pertama menjadikan mahasiswa Assent Ace yang menjunjung tinggi ajaran Islam. Kedua meningkatkan kualitas dan prestasi anggota Assent Ace. ketiga mewujudkan Assent Ace yang berkarakter, kreatif, dan inovatif dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.Keempat, meningkatkan kebersamaan dan kekeluargaan di antara seluruh mahasiswa Assent Ace. Dan terakhir memiliki integritas yang tinggi
Hal yang membuat penulis tertarik adalah pada sesi tanya jawabnya. Dari enam penanya, pertanyaannya semua hampir mengarah pada bagaimana menjaga kebersaman, kekeluargaam dan kekompakan atau dalam ilmu sosiologi dikenal dengan integrasi sosial dalam keluarga Assent Ace. Berarti bisa dikatakan ada yang tidak beres dalam kekeluargaan Assent Ace ini. Kalau memang masalah ini mau diselidiki bisa saja jadi judul skripsi. Judulnya Pengaruh Jargon Satukan Hati Kokohkan Prestasi dalam Memperkuat Integritas Kekeluargaan di Assent Ace Kalau jargon tersebut tidak berpengaruh, maka bisa diganti jargon yang lain haha penulis bercanda.
Terkait dengan pertanyaan tersebut diatas, nomer urut 1 Robiah Al Adawiyah menjawab dengan cara merangkul anggota dan lebih dikuatkan lagi kekompakan dari pengurusnya dahulu, kurang lebihnya seperti itu. Selain itu dia juga menambahkan dengan cara diajak ngobrol santai sampai merasa nyaman sehingga rasa kekeluargaan akan tercapai. Adapun nomer urut 2 menjawab dengan cara mengadakan pertemuan antar pengurus seperti anjangsana ke rumah-rumah pengurus. Selain itu perlu juga diadakan petemuan agar antar anggota bisa saling mengenal atau mengetahui wajah satu sama lain dan dilakukan secara bergilir perangkatan. Di dalam pertemuan tersebut akan diadakan kegiatan yang berbau kekeluargaan seperti gotong oyong atau sebagainya, imbuhnya di WA tadi. Jawaban dari kedua calon tersebut tidak salah dan penulis sangat menghargainya.
IAIN Jember bukanlah sebuah sekolah, dimana mahasiswanya dapat bertemu setiap harinya dari pagi sampai malam dalam kampus tersebut. Tetapi IAIN Jember adalah sebuah kampus yang mana kesempatan betemu antar mahasiswa begitu tipis. Jangankan satu kampus, satu fakultas saja kita jarang bertemu dengan teman kita. Itu dikarenakan waktu kuliah dan kelas yang berbeda. Jadi bukan perkara tidak mustahil anggota Assent Ace dapat bertemu dengan seama anggota Assent Ace di IAIN Jember. Mengingat Assent Ace tidak memiliki Base Camp seperti halnya organisasi intra di kampus, contohnya ICIS, KOPMA, dll. Iya mungkin anggota Assent Ace bisa bertemu sesama anggota di Masjid, Foto Copy, Bu Pelor,dll. Itu pun mereka yang bertemu sudah saling kenal begitu, lantas bagaimana dengan yang belum kenal? Nah ini menyebabkan anggota Assent Ace setelah pulang kuliah langsung pulang atau ke kontrakan temennya begitu. Seandainya ada base camp, bisa jadi sebelum pulang ke rumah anggota Assent Ace mampir dulu untuk silaturahmi begitu. Sehingga diharapkan terjadilah sebuah kontak dan komunikasi. Dua itu kalau dilakukan secara continuitas akan menimbulkan interaksi, interaksi yang dilakukan secara continuitas akan menciptakan integrasi sosial bukan disintegrasi sosial. Menyikapi masalah tersebut salah satu alternatifnya adalah pengurus atau ketua membuat base camp sendiri, misal di gazebo dekat gedung G atau yang lain terserah waktu dan tempatnya dimana.
Assent Ace bukanlah sebuah organisasi melainkan sebuah asosiasi atau perkumpulan kelompok tertentu. Hal ini dapat diketahui dari kepanjangan Assent Ace yakni didahului dengan kata Association, bukan Organization. Bedanya kalau organisasi mahasiswa dari fakultas manapun , latar belakang apa pun dan menerima beasiswa apa pun boleh ikut ke dalam organisasi itu. Saya belum pernah dengar anggota ICIS 100% merupakan mahasiswa bidikmisi.Untuk asosiasi, apakah mahasiswa yang memperoleh beasiswa selain bidikmisi boleh bergabung dalam Assent Ace? Tentu tidak boleh. ASEAN juga didahului dengan Association, apakah Korea Selatan boleh bergabung di dalamnya? Tentu tidak boleh karena letak geografisnya sudah berbeda.
Dalam sebuah kelompok sosial baik berupa asosiasi, organisasi, paguyuban, dan patembayan. Kontak dan komunikasi merupakan aspek mendasar yang paling penting demi mencapai suatu tujuan seperti kekompakan, kekeluargaan, dan kebersamaan yang dikenal dengan istilah integrasi sosial. Untuk mencapai sebuah integrasi sosial harus melalui interaksi dan untuk mencapai interaksi harus melalui kontak dan komunikasi. lalu pertanyaanya apa itu kontak dan komunikasi? sederhanyanya kontak itu melakukan komunikasi dengan bertemu atau bertatapan langsung dengan objek yang diajak komunikasi, sehingga kita mengenali wajahnya seperti apa, kosnya dimana, dll. Kontak dibagi jadi dua yakni primer dan sekunder. Kalau primer kita bertemu orangnya secara langsung, sedangkan sekunder kita berkomunikasi melalui perantara seperti WA, SMS, dll. Komunikasi berasal dari bahasa latin awal mulanya yakni cum berarti bersama dengan dan unus yang berarti satu. Kalau kedua kata tersebut digabung maka membentuk kata cummunio dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang berarti kebersamaan, persatuan hubungan dan pergaulan. Menurut Lexicographer, komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Dari uraian tersebut pelajaran yang bisa diambil oleh pengurus kedepan adalah kurangi kontak sekunder dan perbanyaklah kontak primer, misal satu minggu dua kali begitu. Masalah rendahnya kesadaran anggota untuk hadir itu nomer sekian, masak anggota Assent Ace tidak mau hadir satu pun di acaranya sendiri? Walaupun satu atau dua kali setidaknya pernah hadir begitu. Jika kontak sekunder yang dilakukan seperti melalui WA, kita berkomunikasi tidak melalui kontak langsung, kontak WA iya yang ada. Sampai kapan pun susah untuk mencapai integritas sosial kalau begitu terus dan tidak ada perubahan. Komunikasi lewat WA baik, tapi komunikasi yang melibatkan kontak primer atau langsung jauh lebih baik.
Contoh konkretnya adalah acara pemilihan ini saja, diadakan di hari minggu tanpa melibatkan pendapat anggota dulu di WA atau di mana begitu. Tahu-tahu sudah dapat kesimpulan akhir acara dilaksanakan hari minggu. Ya pengurus jangan sedih dan kecewa kalau yang hadir sedikit, karena acara diadakan di hari libur begitu, hari dimana orang duduk santai bersama keluarga di rumah, mencuci pakaian, dll. Ya padahal anggota juga besar peranannya dalam sebuah kelompok sosial. Maka kehadirannya jangan diabaikan. Andai kata acara ini diadakan di jam efektif kuliah apa salahnya? Bagi yang ada kuliah, buatkan surat izin lah selesai.
Kalau sudah melalui kontak dan komunikasi, berpotensi menciptakan adanya interaksi. Interaksi sederhananya adalah proses dimana seseorang sudah mulai saling mengenal, bercanda, mulai muncul chemistry, konflik, dan lain sebagainya. Nah yang begini ini yang diharapkan dalam sebuah perkumpulan.Kalau konflik di kelompok-kelompok sosial mana pun pasti ada dan itu merupakan konskuensi dari adanya kelompok sosial itu sendiri. Dan konflik itu bisa diselesaikan seperti dengan cara mediasi, arbitrase, dll. Nah untuk menghindari konflik dalam sebuah kelompok ada caranya. Pertama kalau ada yang salah, langsung saja bilang ke orangnya salahnya dimana, jangan sampai terjadi san rasan di belakang. Kedua belajarbekerja sama dan menghargai pendapat orang lain karena orang pasti suka kalau pendapatnya dihargai. Dan yang terakhir dari penulis adalah selalu jaga komunikasi baik komunikasi terarah mau pun tidak terarah antar sesma anggota. Kalau itu semua terjaga Insya Allah segala bentuk konflik bisa diminimalisir. Bisa jadi rendahnya kesadaran anggota untuk hadir di acara Assent Ace dikarenakan adanya sebuah konflik. Konflik apa dan dengan siapa itu? Penulis belum tahu.
Dalam buku Sosiologi karangan Idianto Muin, Integrasi mengandung dua pengertian, yaitu pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial. Dapat disederhanakan intgrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan kelompok masyarakat. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff dalam buku Astrid Susanto berjudul Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial halaman 108, syarat berhasilnya integrasi sosial adalah pertama anggota-anggota di dalamnya merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dijadikan pedoman dalam berinteraksi satu sama lain. Terakhir norma-norma dan nilai-nilai tersebut berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten. Dalam Assent Ace misalnya setiap ada acara anggota diwajibkan hadir, kalau tidak didenda, dan ini dilaksanakan terus secara konsisten.
Wakil kades tentu kekuasannya tidak lebih tinggi dari kadesnya. Wakil lurah tentu tidak lebih tinggi dari lurahnya. Wakil camat tentu tidak lebih tinggi dari camatnya. Wakil bupati tentu tidak lebih tinggi wari bupatinya. Wakil presiden tentu tidak lebih tinggi dari presidennya. Namun sekarang mengapa wakil rakyat kekuasaannya selalu lebih tinggi dari rakyatnya? Bukankah rakyat yang sudah memberikan mandat kepada mereka dalam tubuh UUD 1945 dan Pancasila. Semoga dengan terpilihnya salah satu dari kedua calon ketua BM periode 2020-2021 tidak membuatnya merasa kekuasaannya lebih tinggi dari anggotanya, tidak mengabaikan aspirasi atau pendapat anggotanya, dan yang terpenting amanah dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh anggotanya.