Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Ujian Komprehensif: Apa Gunanya Kisi-Kisi?

      Ujian komprehensif adalah syarat untuk mendaftar sidang skripsi. Bagi siapa saja yang ingin mengikuti ujian tersebut harus menempuh beberapa syarat, salah satunya adalah mahasiswa telah menempuh setidaknya 150 SKS. Nah dalam Ujian ini ada tiga kompetensi pokok yaitu kompetensi utama, fakultas, dan jurusan. Ini sungguh membuat mahasiswa pusing karena hampir semua makul mulai dari semester satu sampai tujuh akan diujikan. Untuk mengurangi kepusingan tersebut, pihak fakultas memberikan kisi-kisi bagi mahasiswa yang mengikuti ujian komprehensif. Harapannya adalah dapat membantu sekaligus mempermudah mahasiswa mempelajari materi yang akan diujikan. Namun fakta di lapangan, ternyata penguji memberikan ujian secara lisan dan tidak sesuai dengan kisi-kisi. Lalu pertanyaannya adalah apa gunanya ada kisi-kisi? Saya jadi kasihan dengan mereka yang belajar mengikuti kisi-kisi tersebut sampai tengah malam tetapi yang mereka pelajari meleset semua.        ...

Pengetahuan yang Terhalang Tembok Silabus

       Tujuan pelajar datang ke sekolah adalah untuk menimba ilmu pengetahuan. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan menjadikannya sosok yang pandai dan bijaksana. Namun, lembaga pendidikan di Indonesia justru mengekang seseorang untuk berpikir dalam mengembangkan kemampuan mereka. Mereka dikekang dengan adanya silabus. Hal serupa juga pernah terjadi di Barat pada abad pertengahan, dimana dominasi gereja merajalela. Abad ini dikenal dengan dark age. Dengan adanya dominasi ini membuat ahli pikir susah mengembangkan kebebasan dalam berpikir. Alasannya adalah kekangan yang bersifat dogmatis. Misal ahli pikir menemukan teori bahwa bumi bulat, tetapi dogma gereja mengajarkan bumi itu datar, maka kebenaran yang diakui adalah dogma gereja. Dengan kata lain, ajaran yang berbeda dengan ajaran gereja, secara mutlak tidak dibenarkan. Kalau ada yang menentang kebeneran dogma-dogma gereja, orang tersebut akan menerima hukuman.        Silabus ...

Berharganya WC

       Bagi banyak orang keberadaan WC bisa dibilang sangat berharga. Karena dengan keberadaannya kita bisa bab kapanpun. Dan itu sungguh membantu jikalau kita kebelet bab tengah malam.         Di kampung saya, mayoritas penduduknya tidak mempunyai WC, bahkan sampai sekarang. Mereka lebih suka bab di sok-sok atau di sungai. Saya pun dulu juga demikian. Namun kalau kebelet babnya tengah malam dan keadaan sok-sok kering tidak ada air, maka opsi berikutnya adalah sungai. Nah, kalau sungai banjir, opsi selanjutnya kemana? Di kamar mandi masjid tidak ada WC, hal itu sungguh menyulitkan bukan?        Saya baru memiliki wc awal tahun 2016. Jadi sebelum itu, ketika saya ingin bab ya opsinya ke sok-sok (aliran air yang kecil) atau ke sungai. Hal ini sungguh merepotkan kami dikala kami ingin bab tengah malam. Di sok-sok aliran airnya tidak mesti deras, karena sebagian air digunakan untuk saluran irigasi sawah, disalurkan ke kolam pa...

Ada Apa Dibalik kata "Aku" dan "Kamu"?

       Judul ini saya ambil karena kejadian tadi pagi. Saya chat dengan murid perempuan yang saya anggap seperti adik sendiri.  Ya isi chatnya adalah tentang konsep buku yang ingin kita kerjakan. Jadi ceritanya kami ingin membuat judul buku bersama begitu. Genre bukunya tentang motivasi kehidupan. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman ketika saya menggunakan kata ganti "aku" dan "kamu". Padahal saya menggunakan kata ganti tersebut tujuannya tidak lain tidak bukan hanya iseng atau ngetes saja. Ya karena masak guru dan murid manggilnya "gw" dan "lu" haha. Jadi selama ini kita menggunakan kata ganti "gw" dan "lu" begitu, kan lucu. Ya singkat cerita, saya kejar dan terus bertanya ada apa dibalik penggunaan kata aku dan kamu kepada dia. Akhirnya dia terganggu dan blok saya. Tidak apa-apa nanti juga dibuka itu bloknya haha. Soalnya konsep buku saya yang pegang hehe.      Aasan kenapa dia melarang saya menggunakan kata ganti aku dan k...