Fenomena Meresahkan di Depan Lampu Merah
Kemarin saya pergi bersama ibu dan adik saya ke tempat perbelanjaan di kecamatan Sumbersari Kelurahan Sukorejo. Sepanjang perjalanan, ada beberapa fenomena yang saya amati. Salah satu fenomena tersebut adalah fenomena di depan lampu merah. Banyaknya pengendara yang tak patuh dengan rambu lalu lintas membuat saya resah sekali. Bukan kali ini saja, tetapi sudah lama saya dibuat resah.
Keresahan pertama adalah, banyaknya pengendara yang tidak sadar dengan tulisan. Di lampu merah Bhayangkara, dekat perlintasan kereta api, tertulis jelas di papan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas. Tetapi masih banyak saja pengendara yang melanggar. Mereka memilih untuk langsung belok kiri dengan menghiraukannya tulisan pada papan tersebut. Mereka terkesan buru-buru saya lihat. Apa mau memadamkan kebakaran atau mengantar jenazah saya tidak tahu. Yang jelas bukan itu jawabannya.
Ketika saya mengantarkan kakek ke bank BTPN juga demikian, banyak pengendara sepeda motor yang belok kiri dan hampir ditabrak oleh mobil dari arah berlawanan. Lucunya si pengendara sepeda motor menyalahkan pengendara mobil. Padahal jelas-jelas si pengendara motor yang salah. Lampu merah nyelonong saja belok kiri, gak ditabrak mobil untung sekali. As always di lampu merah tersebut banyak pengendara yang melanggar. Kalau mobil tidak, sepeda motor yang banyak melanggar. Pembaca boleh mengamati sendiri besok-besok kalau main di Jember kota.
Keresahan kedua adalah saya heran kenapa setelah lampu baru menyala dari merah ke hijau, selalu ada pengendara yang klakson dari belakang? Padahal jelas lampu baru saja hijau. Kasihlah kami di depan cukup waktu untuk jalan kan begitu. Mengetahui lampu hijau kami juga ingin cepat-cepat jalan kok. Tidak ada kami ingin santai di depan lampu merah tidak ada. Kenapa selalu ada saja yang klakson dari belakang begitu? Kami yang di depan juga tahu kalau lampu hijau, kami tidak buta warna. Yang klakson-klakson begitu biasanya mobil saya perhatikan. Lagipula, mau kemana sih mobil itu? Ini kembali lagi kepada kultur kita ya.
Ironisnya adalah ketika lampu berwarna merah, kemudian ada pengendara yang jalan terus, tidak ada satu pun pengendara lain yang klakson dia. Suruh dia kembali ke lampu merah, kemudian dinasehati jangan terobos lampu merah tidak ada begitu. Pengendara kita lebih suka melanggar saya perhatikan. Sudah lama saya resah akan hal ini. Kalau ada polisi mereka patuh begitu. Saya perhatikan rata semuanya, tidak remaja, orang tua maupun dewasa sama saja suka melanggar khususnya di pertigaan Bhayangkara dekat perlintasan kereta api tadi. Bagi saya itu merasahkan sekali. Lebih lucunya, sudah melanggar terus tidak mau salah.
Keresahan selanjutnya, sebelum sampai di lampu merah, biasanya saya menghidupkan lampu sein jika hendak belok baik ke kanan maupun kiri. Saya kemarin menghidupkan lampu sein kanan karena saya mau belok kanan, saya sudah jalan pelan, tetapi disalip tepat di sebelah kanan oleh pengendara motor. Sontak saya kaget karena saya melihat marka garis putih yang lurus. Itu artinya kan pengendara tidak boleh menyalip melebihi garis putih tersebut. Nah kalau garis putihnya putus-putus baru boleh mendahului pengendara lain walaupun keluar dari garis putih putus-putus tersebut. Nah si pengendara tadi mendahului saya melewati batas garis putih lurus, selain itu nyalipnya ngebut lagi. Kalau saya jantungan kan bahaya begitu.
Keresahan berikutnya adalah banyak pengendara yang berhenti di depan lampu merah melebihi garis putih (batas). Bahkan ada yang berhenti jauh di depan garis putih lampu merah. Jadi dia berhenti melebihi tiang lampu merah. Tiang lampu merahnya ada di belakang dia begitu. Biasanya emak-emak yang saya perhatikan. Sehingga nanti dia gak tahu apakah lampu sudah hijau atau belum. Asal ada yang klakson dari belakang tandanya hijau gitu saja. Ada loh yang begitu, coba pembaca amati sendiri. Lucu menurut saya.
Keresahan selanjutnya adalah kurangnya kesadaran pengendara akan lampu merah. Meskipun lampu merah mereka tetap memilih menerobos lampu tersebut. Kejadian itu kerap sekali terjadi di pertigaan yang belok kanan mau ke perempatan Mastrip. Banyak sekali pengendara yang melanggar terutama di siang hari. Mungkin saking panasnya terik matahari, mereka memilih untuk melanggar.
Kejadian lucu lainnya adalah transisi dari lampu hijau ke merah. Sebelum lampu merah, lampu kuning kedip beberapa saat sehingga pengendara berhati-hati dan siap untuk lampu merah. Nah, di momen ini biasanya banyak pengendara yang mengejar lampu hijau. Banyak sekali yang ngebut, terutama kalau lampu kuning. Lucunya lagi, dari lampu kuning ke merah, masih banyak yang menerobos. Lampu baru merah pun banyak yang menerobos dan hampir tertabrak mobil dari arah yang lain. Di tempat lain saya rasa juga sama seperti itu. Mengejar lampu hijau menjemput maut haha.
Dari beberapa uraian di atas, penulis mengajak para pembaca untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas ketika berkendara. Apa susahnya nunggu dua sampai tiga menit di lampu merah? Toh kita juga tidak dirugikan. Justru dari adanya lampu merah tersebut, kita dituntut untuk disiplin dan tertib dalam berkendara. Barangkali pembaca menemukan fenomena lain di depan lampu merah yang tidak tertuang dalam tulisan ini, pembaca boleh menambahkan sendiri di kolom komentar. Terima kasih