Hidup Itu Lucu : Niat Bantu Orang Malah Nginjak Tai Kucing

-
         Kemarin malam ba'da isya, saya hendak service laptop. Sebelumnya saya sudah pergi kesana. Dua kali berturut-turut saya tidak kunjung bertemu tukang servisnya, ini adalah kali ketiga saya ingin bertemu dengannya. Kalau tidak ketemu lagi, besok kali keempat kesana lagi gitu saja. Dua kali tidak bertemu beliau lantaran beliau keluar dengan keluarganya. Setelah ditelpon kok tidak aktif, saya memaksakan diri untuk kesana, siapa tahu orangnya ada begitu. 
         Saya sengaja pergi kesana agak malam sekitar jam 20:00. Karena sebelumnya, saya pergi sekitar pukul 19:00, beliaunya tidak ada (keluar). Sekitar 60 meter dari rumah saya, saya bertemu tetangga saya, namanya Bu Sadan. Beliau yang tengah jalan kaki saya hampiri dan tanyai "Arep teng pundi lek?" Beliau jawab "Iki katene Ning Ella (toko besar)" saya respon "oh yo wes lek ngono nunut aku ae lek, gak opo-opo wes tak terne sampean, timbang mlaku bengi-bengi". Dari arah berlawanan, ada sepeda motor lewat, karena jalannya kecil, saya terpaksa menepi ke sebelah kiri. Lanjut saya tanyai Bu Sadan "ayo wes lek gak opo-opo, cedek kene ae". Beliau respon "gak usah wes le, awakmu budal ae, aku yo gak kesusu iki, jerno wes aku tak mlaku ae". Saya telah membujuk beliau secara halus untuk saya antar ke tempat tujuan, namun beliau menolak karena beliau juga tidak terburu-buru. Beliau kesana tujuannya mau menunggu anaknya, kalau saya antar beliau kesana, sama saja beliau masih menunggu lama. Biarlah jalan kaki supaya sampai sana tidak menunggu anaknya terlalu lama walaupun tetap menunggu juga begitu kata beliau.
       Karena beliau menolak tawaran saya, ya sudah saya pergi meninggalkan beliau. Sekitar 10 meter meninggal beliau, saya merasa ada yang aneh. Sandal sebelah kiri saya terasa menginjak lumpur. Maklum habis turun hujan. Namun kenapa lumpur ini bau sekali. Saya turun kemudian saya lihat. Ternyata saya menginjak tai kucing. Apes sekali diri saya. Mengetahui itu, saya langsung putar balik untuk cuci sandal dan sepeda motor saya. Bu Sadan melihat saya berhenti dan putar balik heran dan bertanya "loh kok balik maneh opo'o le?". Saya respon "Iki ngidek telek koceng lek, sek tak wesoh disek aku". Beliau respon "Loh kok iso le?" sambil sedikit tertawa. Saya mau jawab sebenarnya tapi saya diam saja. Di dalam hati saya respon "lah Iyo sampean iku suwi gak munggah-munggah sepedaku, diterno cek penak kok suwi temen, werohne gak gelem, adek wes ngidek telek aku, sik anget maneh teleke".
        Setelah membersihkan tai kucing dari sandal dan sepeda motor saya, saya kembali menuju ke tempat tukang service laptop. Sampai disana ternyata keluar lagi orangnya. Tiga kali berturut-turut saya tidak kunjung bertemu dengan orangnya. Saya pribadi yang mau servis ke tempat lain sebetulnya bisa, namun saya cocok sama beliau satu ini karena beliau adalah orang jujur. Selain itu, beliau juga teman kerja pak de saya di Universitas Muhammadiyah Jember. Kalau servis ke beliau, biayanya lebih murah daripada di tempat lain begitu. Semoga besok orangnya ada begitu saja batin saya. Saya tanya dengan tetangga sebelah beliau, kata tetangga beliau, beliau baru saja keluar. Saya jadi berpikir "andai saja saya tidak nginjak tai kucing, mungkin ceritanya akan berbeda begitu".  Saya juga berpikir "andai saja bada isya langsung kesini mungkin ceritanya akan berbeda". 
       Tapi apapun itu, saya tidak terlalu ambil pusing, saya anggap lucu gitu saja. Dalam Quran Surah Al An'am ayat 32 kan dunia dan isinya adalah permainan dan senda gurau saja. Karena senda gurau itu tadi, saya sebagai pelakon atau punakawan hanya bisa tertawa saja. Bawa tertawa saja karena hidup itu memang lucu, ngapain dibikin stress kan begitu. Filsafatnya Nasrudin Hodja kan juga begitu. Hidup itu lucu, jadi tertawalah. Sebenarnya hidup kita ini lucu, jangan diambil pusing dan terlalu stress. Coba selami dan renungkan, nanti akan tahu bahwa sebenarnya hidup kita ini lucu. Terima kasih
        
        

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

-
Gambar
        Seseorang yang memiliki hati bersih, ketika diberi fakta, dia akan berpikir dan merenung. Tetapi, seseorang yang hatinya kotor, ketika diberi fakta, dia akan kesal dan marah.         Kapan hari, saya melihat chat dari teman saya yang menurut saya chat itu ditujukan hanya untuk mengintimidasi saya. Nggak hanya mengintimidasi, tetapi nyindir saya. Nyindirnya di grup, nggak berani nyindir secara personal. Awalnya saya lihat sih minta maaf karena kurang ini dan itu. Tetapi semakin lama kok ada bau-bau sindiran dan intimidasi terhadap saya. Dari sini saya semakin yakin, "oh blog saya sudah diendus ini."         Saya tergabung ke dalam kelompok projek kepemimpinan. Di dalam kelompok tersebut, kami membuat Instagram. Awalnya saya gak mau follow instagram tersebut. Namun karena saya ketuanya, saya merasa tidak enak kalau tidak follow. Ya tidak apa-apa, yang penting sudah follow, walaupun sebenarnya saya tidak aktif ma...
Baca selengkapnya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

-
       Setiap orang pasti pernah menghadapi suatu masalah. Tak jarang dari mereka memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. Namun dunia ini terlalu keras untuk mereka yang sedang mendapatkan masalah. Alhasil mereka harus menyelesaikan masalah itu sendirian.         Di sini, penulis setidaknya membagi tiga tipe manusia saat kita tertimpa masalah. Yang pertama adalah sok membantu walaupun pada praktiknya nihil.  Kedua, mereka tahu kita tertimpa masalah, tetapi tidak mau mengulurkan tangan. Ketiga, mereka akan mengulurkan tangan setelah mereka menyelesaikan masalah mereka dulu.        Ketika seseorang jatuh di dasar jurang yang dalam. Hal yang pertama dia lakukan adalah berusaha mencari cara untuk keluar dari jurang tersebut. Ketika usahanya tidak membuahkan hasil, maka yang akan dia lakukan adalah meminta pertolongan.        Dalam meminta pertolongan seseorang untuk memb...
Baca selengkapnya

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?

-
       Kapan hari, dilaksanakan sebuah presentasi pada mata kuliah pembelajaran diferensiasi. Kebetulan, yang presentasi saat itu ada perwakilan dari teman-teman kelompok PPL saya. Ada kejadian lucu yang cukup menggelitik perut saya, yakni saya oleh teman saya dilarang bertanya.        Saya kira di mana-mana, setiap presentasi pasti ada pertanyaan, entah itu dari dosen atau pun dari kelompok lain. Sehingga dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, muncul sebuah diskusi yang menarik dan dapat menambah wawasan kita. Dari sini, harapannya adalah kita mendapatkan pengetahuan baru seperti itu. Namun, apa yang terjadi jika kelompok yang presentasi melarang anggota dari kelompok lain untuk bertanya? Jadi sepi kan presentasinya? Ya nggak ada bedanya dengan presentasi tanpa kehadiran kelompok-kelompok lain.  Mending presentasi sendiri saja di rumah. Tidak ada dosen, tidak ada audiens, hanya mereka sendiri yang presentasi.         K...
Baca selengkapnya