Penagih TV Kabel VS Penagih Wi-Fi

       Kemarin malam, ada penagih Wi-Fi datang ke rumah kami. Mengetahui itu, ibu saya mengambil uang untuk bayar tagihan Wi-Fi bulan ini. Awalnya ibu sempat bingung kenapa mas-masnya nagih Wi-Fi tidak seperti biasanya. Biasanya mereka menagih pada akhir bulan sedangkan ini belum masuk akhir bulan begitu. Setelah ibu memberikan uang tagihan Wi-Fi kepada mas-masnya, mereka bilang bahwa kedatangan mereka kemari untuk memberitahu bahwa tagihan Wi-Fi bulan Juni kemarin gratis. Hal itu disebabkan karena pada Bulan Juni kemarin, Wi-Fi-nya sering gangguan. Nah, kejadian ini sontak mengingatkan saya akan penagih TV kabel. Mau TV gangguan, tayangan sepak bola tidak ditayangkan, rutin sekali nagih uang TV kabel. 
         Melihat dari nominal tagihannya, tagihan TV kabel sebesar Rp 25.000 dan Wi-Fi sebesar Rp 100.000. Lebih besar tagihan Wi-Fi bukan? Yang menarik disini adalah penagih Wi-Fi membebaskan uang tagihan kepada kami. Padahal Wi-Fi kami tidak sering gangguan selama bulan Juni kemarin, kalau pernah gangguan sih iya. Namun gangguannya tidak memakan waktu lama. Kalau memang benar penagih memiliki sifat yang tidak baik, mereka pasti akan menagih bulan Juni kemarin. Nah pertanyaannya adalah kenapa penagih tidak menagih. Kedua, penagih Wi-Fi tahu darimana kalau Wi-Fi kamu pernah gangguan? Apa ada alat atau aplikasinya sendiri saya tidak tahu. 
         Nah, kalau TV kabel, penagih tidak tahu apakah TV gangguan atau tidak. Jelas-jelas, TV kabel itu sering gangguan. Ada hujan angin, gangguan. Tidak ada hujan juga gangguan. Namun penagihnya rutin sekali datang nagih tagihan TV kabel. Ya seharusnya, kalau tahu TV sering gangguan, jangan lah ditagih terus. Dan kalau TV kabel itu gangguan, umumnya lama tidak gangguan kembali. 
        Melihat aktifitas keluarga, keluarga kami cenderung lebih menggunakan smartphone daripada TV. Adek saya menggunakan Wi-Fi untuk keperluan pendidikan, begitu pun dengan saya. TV di rumah kami hidupnya di malam hari saja. Itu pun tidak lebih dari dua jam lamanya. Seharusnya nominal TV kabel itu Rp 15.000 lah. Lah sekarang orang banyak nonton YouTube daripada nonton TV. Kalau pun ada yang nonton TVA, Indosiar dan SCTV itu yang paling banyak ditonton. Kalau hanya ingin nonton dua channel itu kan pakai TV antena kan bisa. Enak gak perlu bayar tagihan bulanan. 
         TV bukan kebutuhan sekarang, orang lebih memilih smartphone daripada TV. Memang benar informasi dapat diperoleh dari TV. Tapi lewat smartphone kan juga bisa. Kalau sudah tahu begitu, ya tolong lah nominal TV kabel diturunkan begitu. Karena orang sekarang banyak yang pindah ke smartphone. Serba repot pokoknya gak tahu lagi saya. Hanya saja kemarin itu mengejutkan sekali kami diberi kebebasan untuk tidak membayar tagihan Wi-Fi. Baru kali ini ada hal semacam itu. 
       
         

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?