Beli Sayur Sup di Pasar Songgoriti: Diketawai Oleh Banyak Guru
Di tulisan saya sebelumnya, saya masih berpikir kenapa saya merasa tak biasa setelah selesai rekreasi. Bahkan, saya seperti merasa tidak pernah pergi rekreasi sedikit pun. Walaupun secara panca indera sebetulnya saya telah pergi rekreasi. Saya menduga bahwa saya mudah lupa seperti itu dikarenakan tidak ada kesan saat rekreasi bersama rombongan SDN Jember Lor 2. Ya hanya sekedar rekreasi saja. Habis itu pulang dan lupa sudah. Disini saya berusaha mencari kesan apa yang terjadi saat rekreasi. Harapannya, dari sini ada momen untuk dikenang dan diceritakan kepada banyak orang.
Saya dengar dari pak Hilal dan Bu Yuli bahwasanya saya diketawai oleh banyak guru setelah mereka tahu bahwasanya saya beli sayur sup di pasar Songgoriti Batu. Bu Yuli berkata bahwa saya ini aneh. "Masa ada laki-laki jauh-jauh pergi ke Batu hanya untuk beli sayur sup. Di Jember kan banyak" kira-kira seperti itu kata Bu Yuli. Dari pengalaman ini, mungkin ini bisa saya jadikan momen indah untuk diingat.
Saya akui memang saya di pasar Songgoriti membeli sayur sup untuk dijadikan oleh-oleh. Mungkin bagi semua orang ini adalah pemandangan baru dan aneh sekali seperti itu. Biasanya orang-orang beli apel, makanan khas, baju bertuliskan nama daerah rekreasi untuk dijadikan oleh-oleh, kok ini ada ya orang beli sayur untuk dijadikan oleh-oleh? Laki-laki lagi yang beli sayur.
Jujur saya beli sayur itu karena permintaan dari ibu saya. Kata ibu saya wortel Batu itu enak dan manis sekali. Karena itu ibu saya meminta saya untuk membeli sayur sup sebagai oleh-oleh. Dan saya tidak menyangka kalau ini ternyata jadi bahan tertawaan orang-orang. Saya dengar sendiri dari pak Hilal kalau saya diketawai oleh banyak guru setelah mereka tahu saya beli oleh-oleh sayur untuk dibawa pulang ke Jember.
Saya itu sama sekali tidak ada rasa marah atau dendam dengan mereka yang mentertawai saya. Justru saya merasa terima kasih karena dengan adanya tertawa tersebut, saya ada kenangan untuk diingat dan diceritakan kepada banyak orang. Setidaknya, ada kesan yang dapat diingat saat rekreasi di Batu kemarin. Sederhana, tetapi berkesan lah begitu bagi saya. Maka lahirlah juga tulisan ini seperti itu. Kalau tidak beli sayur saat itu, mungkin tulisan ini tidak akan pernah ada. Karena setelah saya coba amati, pengalaman beli sayur di Batu ini lah yang langka dan menarik untuk dikenang. Laki-laki lain belum tentu mau disuruh beli oleh-oleh sayur seperti saya, bukannya begitu?
Saya memang titipkan oleh-oleh saya ke pak Hilal. Karena memang dia menawarkan diri ke saya supaya kresek bawaan saya dibawa oleh dia. Dia tahu bahwa barang bawaan saya banyak. Jadi dia tidak mau saya kerepotan membawa barang bawaan yang banyak itu tadi. Dan saat itu saya masih mau ke atas lagi belanja oleh-oleh yang lain. Setelah saya titipkan ke pak Hilal. Saya kemudian dampingi dia ke bawah. Sampai bawah ternyata banyak sekali bapak ibu guru yang berfoto dan ada juga yang duduk-duduk santai sambil makan ote-ote. Bu Kunti heran, "pak Hilal kok beli sayur." Pak Hilal berkata "itu sayur belian pak Galuh." Mendengar nama saya, lantas semua guru tertawa. Pak kepsek berkata "biar sudah, lain sendiri memang dia (penulis)". Sampai di dalam bus pun pak Hilal menceritakan kembali kepada saya kalau banyak guru tertawa begitu tahu saya beli sayur. Saya sendiri tadinya tidak tahu kalau tidak diberitahu pak Hilal di dalam bus.
Nah, sore sekitar jam 5 setelah kami tiba di rumah makan dan pusat oleh-oleh. Saya coba tanyakan lagi ke Bu Yuli. "Apakah benar guru-guru tertawa ya setelah tahu saya beli sayur." Iya katanya dia. Dia berkata "kamu ini lain sendiri dan aneh sekali. Masa jauh-jauh ke Batu beli sayur". Saya bilang ke Bu Yuli bahwa sayur itu ibu saya yang pesan.
Pak Hilal cerita ke saya katanya ada ibu guru yang berkata apakah saya tidak malu membeli sayur. Pak Hilal berkata ke saya, kenapa musti malu ya orang beli sayur saja. Jawaban saya diwakili oleh pak Hilal. Saya pribadi awalnya bodoh amat lah mau dibilang saya ini beda, aneh, dan segala macam. Saya tidak malu jujur saat beli sayur itu. Sayur itu benar-benar pesanan ibu saya soalnya.
Kemarin saya cari-cari kenangan apa yang berkesan dan layak diingat oleh saya pas saya di Batu. Barangkali pengalaman beli sayur ini lah yang layak diingat. Karena jujur ini merupakan pengalaman pertama kali bagi saya membeli oleh-oleh sayur di tempat rekreasi. Tidak menyangka pengalaman ini sampai menimbulkan gelak tawa dari semua guru. Artinya disini kan ada kesan bagi mereka. Saat kami rekreasi lagi di tempat yang sama misalnya. Mereka pasti ingat dan berkata "dulu pak Galuh pernah beli sayur disini. Dan diketawai oleh banyak guru".
Perlu diketahui saya membeli sayur sup itu bukan sayur yang matang dan siap dimakan. Tetapi saya beli sayur sup yang masih mentah dan masih membutuhkan proses dimasak sebelum dimakan. Saya membelinya di pasar Songgoriti Batu. Mungkin pembaca kurang familiar dengan Batu. Batu adalah nama kabupaten yang terletak dekat dengan kabupaten Malang.