Cinta Mengapa harus Musti Pacaran?

       Cinta mengapa musti harus pacaran? Ini adalah pertanyaan klasik yang hingga kini tidak banyak orang tahu jawabannya. Bagi penulis, seseorang jatuh cinta merupakan hal yang wajar karena itu adalah fitrahnya manusia. Yang tidak wajar adalah penyalahgunaan cinta itu sendiri. Cinta disalahgunakan dan direalisasikan ke dalam bentuk pacaran. Kenapa tidak nikah saja begitu? 
       Mengapa orang cinta harus pacaran ya? Penulis menduga pemicu utamanya adalah kurangnya sosialisasi akan implementasi cinta yang benar di dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Sehingga dari hal itu, secara tidak sadar seseorang gagal dalam memahami implementasi cinta yang benar. Terlebih lagi, di zaman sekarang banyak sekali tontonan yang memamerkan kemesraan lawan jenis di luar nikah yang lazim dikenal dengan pacaran. Contohnya di acara sinetron-sinetron tv sekarang, banyak adegan yang tidak mendidik. Scene-nya di sekolah, tetapi sampai di sekolah pacaran. Scene belajar di sekolahnya tidak dipertontonkan. Akhirnya hal itu mendorong muda-mudi Indonesia yang belum paham betul dengan implementasi cinta yang benar untuk ikut berpacaran. 
       Apakah mereka yang berpacaran benar-benar cinta dengan pacarnya ya? Kalau memang benar cinta kenapa banyak sekali saya temui orang berpacaran putus? Setelah itu berpacaran lagi dan putus lagi. Saat saya dakwah di grup WA, saya mendapat informasi bahwa ada yang pernah berpacaran puluhan kali di usia yang relatif muda. Saya tanya kembali, cinta macam apa itu? Cinta kok ditujukan kepada banyak orang? Putus nyambung putus nyambung, kan lucu itu namanya. 
       Kembali pada masalah inti, lemahnya pemahaman akan cinta yang membuat seseorang salah mengambil jalan. Di Indonesia, tidak ada perbedaan arti cinta. Cinta ya cinta satu itu saja. Kemudian disusul  dengan adanya suka, sayang, dan semacamnya. Menurut Plato, cinta itu dibedakan menjadi empat. Mereka adalah Eros, Philia, Storge, dan Agape. Nah, dari keempat klasifikasi cinta tersebut, Eros adalah implementasi cinta yang buruk dan salah. Karena Eros merupakan cinta yang hanya didasari dengan nafsu saja. Mereka yang merasakan cinta pada tingkatan ini cenderung melihat fisik seseorang sebelum mencintainya. Penulis rasa itu kerap terjadi di Indonesia. Seseorang jatuh cinta dengan pasangannya karena alasan simpel, yaitu kecantikan atau ketampanan wajahnya. Nah, nafsu juga jadi biang kerok disini. 
       Kenapa seseorang mau berpacaran? Saya pernah menanyakan pertanyaan ini saat saya dakwah di grup WA. Ada yang menjawab dia pacaran karena ingin merasakan keuwu-uwuan. Penulis tidak paham betul apa artinya itu. Keuwu-uwuan itu apa begitu ya? Barangkali itu mendekati arti dari sebuah keromantisan dalam pacaran. Berbagi kasih dengan pacarnya, barangkali itu yang dimaksud dengan keuwu-uwuan. Ada yang hanya menjawab "tidak apa-apa, dicoba dulu". Adalagi yang menjawab alasan mereka berpacaran karena iri dengan temannya yang sudah punya pacar, ingin membina hubungan, dan tidak kuat dibilang jones (jomblo ngenes). Selebihnya mereka berpacaran karena didorong oleh rasa cinta. Ini kan kembali dengan pertanyaan di paragraf pertama. Kenapa orang cinta musti harus pacaran? Kenapa tidak nikah saja begitu? 
        Masih menjadi misteri kenapa orang cinta harus pacaran? Dan tidak banyak orang tahu hal itu. Dari ilmu laduni yang penulis dapatkan, mereka yang berpacaran itu adalah mereka yang sebelumnya pernah berpacaran. Dan mereka paham betul rumus dalam dunia pacaran.  Andai kata, seseorang yang tidak pernah berpacaran sama sekali, kemudian dia jatuh cinta dengan seseorang yang juga belum pernah berpacaran, penulis dapat pastikan, mereka tidak akan mengambil keputusan untuk berpacaran. Karena mereka sebelumnya tidak tahu bagaimana rumus dalam berpacaran. Misalnya walaupun A tahu kalau B cinta dengan A, begitu pun sebaliknya, mereka tidak akan berpacaran. Karena memang mereka tidak tahu harus apa dan bagaimana dalam mengimplementasikan cinta tersebut. Kedua, lemahnya pondasi pengetahuan agama seseorang. Dan dibarengi dengan lemahnya sosialisasi akan dampak negatif pacaran di lingkungan keluarga dan sekolah. Upaya preventif disini kan tidak ada. 
      Penulis tidak setuju kalau ada seseorang berkata bahwa mereka berpacaran karena dilandasi oleh cinta. Sangat tidak setuju sekali, mohon maaf. Menurut ilmu laduni yang penulis dapatkan, mereka berpacaran karena didorong oleh rasa ingin tahu dan coba-coba saja. Bagaimana sih sensasi pacaran itu? Mereka hanya tertarik ke arah sana. Apakah mereka benar-benar jatuh cinta? Tidak sama sekali loh. Karena itu jangan heran kalau ada orang yang pernah berpacaran puluhan kali. Putus nyambung putus nyambung seperti itu.  Jadi kalau ada orang berkata bahwa dia pacaran karena cinta itu adalah sebuah kebohongan besar. Mereka hanya ingin tahu dan menikmati persepi (istilah psikologi) dan sensasi dalam berpacaran saja. Nah, disini peran setan vital sekali dalam membungkus cinta dengan nafsu birahi. 
        Dari uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa orang berpacaran itu bukan dilandasi oleh cinta, tetapi dilandasi dengan rasa ingin tahu dan coba-coba semata. Sama sekali tidak dilandasi dengan cinta. Dengan kata lain, mereka ingin menciptakan kebersamaan dalam hubungan yang disebut pacaran tersebut. Nah, cinta itu muncul nanti setelah kebersamaan dalam hubungan tersebut diciptakan. Lalu kenapa orang mau berpacaran? Pengalaman ikut andil di dalamnya. Mereka yang berpacaran kan sebelumnya sudah pernah berpacaran. Karena itu mereka BBM (Berani, Bisa, dan Mau). 
       

       
        

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?