Sebuah Waham : Suatu Saat Nanti Allah Akan Menggantinya Dengan Pasangan yang Lebih Baik untuk Kamu


       Kesedihan dan kekecewaan bisa lahir saat seseorang telah mengalami putus cinta dengan pacarnya. Tentu dia sakit hati, kecewa, tidak terima dan akhirnya sedih dalam kesendirian. Mencoba untuk tegar tetap tidak bisa dan membuatnya semakin gila. Dia sudah lupa dengan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Diajak bicara melamun dan diam saja. Dia tidak enak makan dan rasanya selalu ingin mual. Dia stress dan depresi setelah diputusi oleh pacarnya tanpa alasan yang jelas. Dia tidak menemukan jalan keluar untuk menyembuhkan hatinya dan tidak bisa melupakan orang yang dicintainya pergi begitu saja dari ingatannya. Sangat terasa sesak di dada saat bernafas. Akhirnya, setelah dia mengalami fase yang berat dan otak pun tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dia kemudian datang curhat dengan sahabatnya. Dia curhat segala macam dan menceritakan semuanya yang terjadi pada dirinya setelah diputusi oleh pacarnya. Melampiaskan rasa kesedihannya dan dia akhirnya menangis di depan sahabatnya tersebut. Lalu di akhir, sahabat tersebut berusaha untuk menenangkan pikiran dan hatinya. Dia mencoba memberi kata-kata motivasi yang secara tidak sadar kata-kata tersebut merupakan waham. Kata-kata yang dimaksud adalah Suatu Saat Nanti Allah Akan Menggantinya Dengan Pasangan yang Lebih Baik untuk Kamu. 
       Kata-kata yang ditulis miring dan bercetak tebal di akhir paragraf pertama mungkin tidak asing di telinga kita. Kata-kata tersebut lahir dari mulut orang lain yang berusaha untuk menenangkan pikiran sahabatnya yang tengah putus cinta dengan pacarnya. Itu adalah kata-kata pamungkas untuk sahabatnya yang putus cinta tersebut. Karena jelas dia tidak ingin sahabatnya terus menderita dan berada di dalam lingkaran kesedihan. Karena kalau tidak mengeluarkan kata-kata pamungkas tersebut ya sama saja. Kan tujuan orang putus cinta curhat ke sahabatnya supaya dapat solusi dan pikirannya jadi tenang. Dia nasehati lah kemudian sahabatnya segala macam misalnya "masih banyak laki-laki di luar sana yang mau sama kamu, dan masih banyak kok yang lebih baik dan mapan daripada dia, sudah lupakan saja dia, jangan kau tangisi laki-laki brengsek seperti itu. Allah pasti menggantinya yang lebih baik dari dia untuk kamu". 
        Kalimat yang ditulis miring dan bercetak tebal di atas merupakan contoh waham. Karena isinya yang cenderung tidak nyata dan tidak disusun berdasarkan logika berpikir. Kata-kata tersebut terucap sebagai bentuk rasa belas kasihan dengan seseorang dan sebagai upaya untuk menenangkan pikiran dan hatinya saja. Coba sekarang dibalik, bisa saja Allah memisahkan dia dari pacarnya, karena Allah menginginkan pacarnya mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik dari pada dia, bukan? Jadi kalimat tersebut tidak hanya ditujukan untuk satu orang saja yang merasa dirugikan setelah diputusi oleh pacarnya. Dari sini bisa dilihat kalimat tersebut tidak mengandung objektivitas. Padahal kalimat tersebut juga berlaku sama dengan pacarnya yang putus darinya. Bisa jadi dia mendapatkan pasangan lebih baik dari pacarnya, dan bisa jadi juga pacarnya mendapatkan pasangan yang lebih baik dari pada dia. 
       Kalimat waham ini kan sudah lumayan populer lah di jagat maya. Di postingan Ig, misalnya. Atau di sinetron-sinetron tv. Sudah sering kali diperdengarkan kalimat tersebut. Kalimat tersebut dilontarkan tidak lain tidak bukan hanya untuk membuat seseorang yang tadinya sedih jadi ceria kembali setelah diputusi pacarnya. Yang tadinya pesimis jadi optimis. Optimis dan yakin Allah akan mempertemukannya dengan pasangan yang lebih baik dari kekasihnya dulu. 
        Yang saya tidak habis pikir adalah dari sekian banyak cara untuk menenangkan hati dan pikiran seseorang, apa iya harus mengucapkan kalimat bercetak tebal di paragraf pertama itu saja? Itu kan kalimat waham dan lucunya orang banyak yang percaya dan mengkiblatkan kalimat tersebut setelah diputusi oleh pacarnya. Ini juga yang membuat orang yang sakit hati setelah pacaran tidak kapok-kapok untuk pacaran kembali. "Allah pasti akan memilihkanku pasangan yang lebih baik daripada dia" katanya. Bisa jadi kalimat itu juga berlaku sama dengan pacarnya yang memutusi dia. Ada empat kemungkinan, dia yang dapat pasangan lebih baik atau pacarnya lah yang dapat pasangan lebih baik daripada dia. Bisa juga keduanya mendapatkan pasangan yang lebih baik atau mungkin saja keduanya mendapatkan pasangan yang lebih buruk dari sebelumnya. 
       Coba lah sekali-kali dibaca lagi Quran surah An Nur ayat 26. Dalam surah tersebut sudah ada rumusnya bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Sebaliknya, laki-laki yang tidak baik hanya untuk perempuan yang tidak baik. Semoga dengan membacanya dapat menambah wawasan kita dalam bersikap dan bertindak. Bahwasanya perkara Allah memberikan jodoh yang baik atau tidak itu kembali pada diri kita sendiri. Kalau kita baik, Insya Allah, Allah akan memberikan jodoh yang baik juga untuk kita, begitu pun sebaliknya. Penulis sarankan seseorang yang ditinggal putus oleh pacarnya untuk tidak percaya lagi dengan kalimat waham bercetak tebal di atas. Lebih percayalah dengan firman Allah dalam Quran surah An Nur ayat 26 tersebut. Semoga dari sini, dapat dijadikan pelajaran dan introspeksi diri khususnya mereka yang sedang sedih ditinggal putus pacarnya. Dan semoga juga mereka mau bertobat dan tidak mengulangi pacaran lagi. Aamiin

          

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?