Tidak Seperti Biasanya: Apa Penyebabnya ya?
Entah kenapa saat itu penulis merasa tak biasa. Seolah-olah ada yang salah dalam diri penulis. Sampai saat ini penulis masih mencari apa penyebabnya.
Tanggal 26 kemarin, diadakan rekreasi di sekolah kami. Namun setelah selesai rekreasi, penulis tidak merasakan seperti telah rekreasi. Kenapa bisa begitu ya? Padahal penulis ikut mendampingi siswa rekreasi.
Ini seperti tidak biasa bagi penulis. Karena melihat pengalaman penulis, semenjak selesai rekreasi, ada sesuatu kenangan berarti di balik itu. Ada kesan untuk diingat dan dikenang oleh penulis. Tetapi tidak dengan rekreasi kemarin ini. Seperti terasa flat rekreasi kemarin ini. Apa kira-kira penyebabnya ya? Penulis benar-benar tidak tahu.
Sampai rumah penulis merasa tidak mengikuti rekreasi loh. Lupa begitu saja. Artinya tidak ada kesan saat rekreasi kemarin. Selesai rekreasi ya sudah selesai begitu saja. Sungguh berbeda dengan pengalaman penulis sebelumnya. Dimana penulis selalu excited sebelum dan selesai rekreasi. Bahkan, penulis pernah meneteskan air mata sejak ingin meninggalkan tempat rekreasi.
Dan satu lagi, biasanya setelah pulang rekreasi penulis merasakan jetlag. Suatu keadaan dimana penulis serasa berada di dalam bus. Walaupun sebenarnya sedang tidak berada di dalam bus. Contoh misalnya penulis sedang tidur, ke kamar mandi, berdiri, seolah-olah penulis merasa seperti naik bus. Goyangan dalam bus itu masih terasa di penulis. Tapi setelah rekreasi kemarin tidak ada ini. Alhamdulillah penulis bersyukur.
Apa kira-kira penyebabnya ya sehingga penulis merasa tidak seperti biasanya? Dulu penulis selesai rekreasi bisa cerita ke sana-sini. Ceritanya seperti habis pulang naik haji begitu. Sekarang cerita, besoknya lagi cerita. Tidak ada bosan-bosannya menceritakan pengalaman rekreasi tersebut. Namun untuk rekreasi kemarin ini tidak ada kesan dalam diri saya. Sehingga setelah pulang rekreasi, saya tidak merasa telah pergi kemana-mana.
Penulis rekreasi ke Malang kemarin. Penulis bertugas mendampingi peserta didik kelas 6. Namanya mendampingi, sehingga penulis tidak merasa sedang ikut rekreasi. Apa itu penyebabnya, penulis juga tidak tahu. Tetapi, hingga sekarang penulis masih merasakan hal yang sama. Yakni tidak merasakan pernah ikut rekreasi ke Malang kemarin.
Untuk penulis, rekreasi kemarin itu tidak berkesan sama sekali ya. Sehingga mudah dilupakan begitu saja. Lain kali adakanlah rekreasi yang tujuan akhirnya menciptakan kesan bermakna untuk bisa diingat oleh semua orang begitu. Harapan saya sih seperti itu. Bagaimana caranya saya juga tidak tahu.
Tahun 2013 dulu, saya juga pernah rekreasi di tempat yang sama. Namun setelah rekreasi, ada banyak kesan untuk diingat oleh saya. Walaupun saat itu teknologi masih belum marak seperti sekarang. Jujur, saya tidak menyimpan foto kenangan saat di Malang tahun 2013 silam, tetapi saya masih ingat momen kebersamaan dengan teman saya. Berkesan sekali menurut saya.
Rekreasi tahun 2010 di Lamongan berkesan sekali juga untuk saya. Saya saat itu nangis mencari bus saya. Saya sengaja turun dari bus saat tahu uang kembalian saya kurang lima ribu rupiah. Jadi saya datangi lagi itu kios yang jual oleh-oleh di WBL saat itu. Setelah saya kembali dan cari bus, bus saya hilang. Usia segitu ya maklum kalau nangis. Ya walaupun akhirnya saya bertemu dengan bus dan rombongan saya.
Saya masih belum menemukan jawaban kenapa rekreasi di Malang kemarin terasa hampa begitu. Seperti tidak sedang rekreasi. Seperti ya berpergian begitu saja. Jujur, pulang dari rumah, saya tidur, pagi bangun berangkat kerja. Sampai di sekolah, Ya Allah saya merasa sedang tidak kemana-mana jujur demi Allah sudah. Padahal semalam saya baru pulang rekreasi dari Malang. Kok bisa begitu ya? Ada yang bisa bantu menemukan jawabannya? Tulis di kolom komentar ya. Terima kasih