Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Guru adalah Pekerjaan yang Rawan : Sandal Jadi Biang Kerok Munculnya Masalah (PART II)

Gambar
       Peristiwa ini sebetulnya sudah lama penulis alami. Dan penulis juga sudah lama melupakan peristiwa tersebut. Peristiwa dimana penulis melempar sendal dan sendal tersebut tidak sengaja mengenai kepala murid penulis. Tulisan ini ditulis bukan ssebagai pembelaan atau klarifikasi dari penulis, bahwasanya penulis tidak salah misalnya. Tulisan ini ditulis semata-mata sebagai pengingat saja khususnya untuk penulis pribadi. Supaya kedepannya penulis lebih berhati-hati lagi saat mengajar. Semoga para pembaca yang mungkin bekerja sebagai pendidik juga, dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami oleh penulis ini.          Peristiwa ini terjadi setelah hari raya H+ berapa begitu penulis tidak ingat. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kelalaian penulis saat mengajar di dalam kelas. Memang saat itu keadaan kelasnya sangat ramai sekali. Penulis berulang kali meminta anak-anak untuk diam dengan cara mengingatkan, menghampiri, kata-kata, da...

Apa yang Salah dengan Jomblo?

       Di YouTube, sering kali ada channel yang memerkan kemesraan dengan pacarnya. Dengan kata lain, kontennya itu adalah bermesraan dengan pacar. Nah, yang jadi masalah adalah kenapa setiap upload video bermesraan semacam itu musti ada tulisan "awas jomblo jangan baper, jomblo dilarang nonton, jomblo jangan iri" dan lain sebagainya. Saya jadi bingung kenapa jomblo harus mendapatkan perlakuan seperti ini? Kalau gak jomblo artinya wajib nonton begitu?       Sebelum melangkah lebih jauh, perlu kita ketahui dulu apa sih itu arti jomblo. Dalam KBBI disebutkan bahwa jomblo adalah pria atau wanita yang belum memiliki pasangan hidup. Lalu apa salahnya kalau belum memiliki pasangan hidup nonton video bermesraan tai kucing tersebut? Ya jangan diupload saja video bermesraan dalam pacaran tersebut supaya tidak ditonton oleh para jomblo. Bebas kok mau jomblo atau tidak nonton video bermesraan itu. Tidak ada yang melarang.          Saya he...

Masih Menanti

Masih Menanti (Galuh Riyan Fareza) Mendung mega redup mentari Sarayu menyapa adiwarnanya pagi Gita burung menambah renjananya hati Dan daku disini masih menanti Akaramu gata tak kembali Mala sekali sanubari ini Rinai turun membasahi  Anila datang menyudahi  Indurasmi datang menerangi Nabastala penuh dengan abhati Duhai handai tolan kemanakah dikau pergi Daku clandestine masih menanti Puisi ini penulis tulis hanya sekedar iseng-iseng saja. Terinspirasi dari seorang guru yang lihai sekali dalam menyusun sajak yang indah. Nah, jadi saya coba lah iseng-iseng buat puisi begitu. 

Mengambil Iktibar dari Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra binti Muhammad: The Love in Silence

       Dewasa kini, seringkali kita jumpai pasangan muda-mudi yang mengukuhkan cintanya di jalan yang menyimpang dari ajaran agama. Mereka tidak takut dan malu jalan berdua dengan pasangan yang bukan mahramnya. Lalu mereka mengatakan bahwa perbuatan tersebut diatasnamakan cinta sama cinta. Tentu kita tahu, bahwa perbuatan tersebut bukanlah cinta yang baik dan benar sebagaimana yang diajarkan oleh agama. Selain itu,  cinta tersebut tidak suci karena tidak diridhoi oleh Allah SWT. Cinta tersebut jauh berbeda dengan cinta yang dicontohkan oleh Ali dan Fatimah. Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mengajak diri penulis sendiri sekaligus pembaca untuk mengambil Iktibar dari kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra binti Muhammad. Harapannya semoga kita menjadi insan yang pandai dalam mengimplementasikan cinta yang baik dan benar sesuai dengan Quran dan Sunah.         Apakah anda sebelumnya pernah mendengar kisah cinta Ali bin Abi T...