Pacaran lama Merupakan Salah Satu Contoh dari Istidraj
Suatu hari, saya iseng membuka instagram. Dari sana muncul postingan instagram milik teman saya. Dia tampak bahagia sekali setelah merayakan hari ulang tahun pacarannya. Dia membagikan momen indah tersebut di Instagram. Dia memberitahu publik lewat captionnya bahwa dia telah menjalani pacaran selama 10 tahun. Lama sekali bukan? Ini menjadi penemuan baru untuk saya. Karena sebelumnya saya tidak pernah menduga jika ada orang mampu berpacaran selama 10 tahun lamanya. Tetapi sadarkah anda bahwa pacaran dalam waktu lama tersebut merupakan Istidraj?
Pernahkah anda mendengar kata Istidraj? Secara etimologi, Istidraj merupakan kosa kata yang berasal dari bahasa Arab. Istilah ini berasal dari akar kata daraja ( دَرَجَ) yang artinya berjalan perlahan-lahan, yang berkembang menjadi istiraja (اِسْتَدْرَجَ) berarti menipu. Kata ini kemudian diklasifikasikan kedalam nomina, menjadi Istidraj (اِسْتِدْرَاجٌ) yang memiliki arti pemberian kemewahan pada orang yang tidak taat terhadap Tuhan sebagai ujian baginya; tipuan'.
Sederhananya, Istidraj ini merupakan tipuan Allah semata guna menguji keimanan seorang hamba. Allah senantiasa memberikan mereka kenikmatan palsu sehingga mereka merasa senang dan lupa bahwa nikmat tersebut adalah ujian dari Allah untuk mereka yang tidak taat pada perintah-Nya. Contohnya, ada orang tidak pernah sholat, puasa, zakat, tetapi rezekinya lancar jaya. Segala urusannya di dunia dimudahkan oleh Allah. Akhir-akhir ini banyak kita jumpai contoh seperti itu, bukan? Tetapi mereka tidak sadar bahwa Allah sedang menenggelamkan mereka dalam lautan kenikmatan palsu yang disebut dengan Istidraj. Dan suatu saat kenikmatan tersebut akan ditarik oleh Allah tanpa mereka duga-duga. Allah berfirman dalam Qur'an surah Al An'am ayat 44 sebagai berikut:
فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44)
Pada dasarnya, mereka yang menjalani pacaran itu tahu bahwa apa yang mereka kerjakan salah dan dosa. Tetapi mereka enggan mengakui bahwa apa yang mereka kerjakan salah. Mereka tidak mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Akhirnya mereka terlelap dalam kelalaian yang nyata. Di saat yang bersamaan Allah menguji mereka dengan kenikmatan palsu tanpa sadar bahwa kenikmatan tersebut merupakan ujian dari Allah. Kenikmatan tersebut disebut dengan Istidraj. Sehingga yang terjadi hubungan asmaranya yang lazim dikenal dengan pacaran mendapatkan kelancaran tanpa ada hambatan. Karena itu pacarannya awet dan berlangsung dalam kurun waktu lama, bukan? Ironisnya, mereka menganggap bahwa hubungannya berlangsung lama karena kerja kerasnya mempertahankan hubungan tersebut. Dan mereka bahagia dengan itu. Padahal sebenarnya Allah uji mereka, mau kembali ke jalan yang benar atau tidak.
Bersyukur bagi mereka yang berpacaran dalam waktu singkat. Itu semua terjadi karena Allah sayang dengan mereka. Kalau Allah tidak sayang, besar kemungkinan hubungan pacaran tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Karena Allah tadi sayang, Allah hentikan hubungan asmara tidak halal tersebut sebagai bukti Allah sayang mereka. Allah mau mereka bertobat dan tidak mengulangi perbuatannya kembali. Tetapi fakta di lapangan tidak seperti itu. Banyak muda-mudi ditemukan pacaran kembali setelah hatinya disakiti dan putus dari pacarnya. Kenapa bisa begitu penulis juga tidak tahu. Akhirnya apa yang terjadi? Allah menenggelamkan mereka dalam lautan kenikmatan palsu. Setelah putus pacaran, pacaran lagi dengan orang lain dan pacarannya berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sepuluh tahun misalnya. Allah sengaja memberikan kelancaran hubungan tidak halal tersebut sebagai ujian untuk mereka apakah mereka ingat dan mau bertobat atau tidak. Contohnya seperti teman saya, mereka pacaran selama sepuluh tahun, tetapi sampai sekarang belum nikah-nikah. Mau nunggu apa coba? Kalau kita jeli sebenarnya itu ujian dari Allah loh, namanya adalah Istidraj. Allah sengaja membiarkan hubungan pacaran tersebut berjalan lama. Di lain sisi Allah memberikan space bagi mereka untuk sadar dan ingat bahwa apa yang dikerjakan mereka adalah salah. Dalam hal ini, Allah mau mereka mengakui kesalahannya dan bertobat.
Tidak bahagia mereka yang pacaran dalam kurun waktu lama itu. Karena nunggu kepastian kapan nikah selama sepuluh tahun itu berat sekali. Saya saja yang tidak menjalani merasa berat apalagi yang menjalani? Tetapi ironisnya, teman saya yang menjalani pacaran sepuluh tahun terlihat bahagia sekali. Tidak sadar mereka kalau kebahagiaan tersebut adalah palsu. Ya jelas tidak sadar karena mereka berada atau mengalami Istidraj. Dibiarkan seperti orang linglung begitu saja oleh Allah. Lucunya mereka meyakini apa yang mereka kerjakan benar. Merasa hebat karena mampu pacaran sepuluh tahun. Padahal sebenarnya Allah sengaja membiarkan mereka pacaran lama sebagai ujian bagi mereka. Mau sadar dan tobat atau tidak, kan gitu?
Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang berpacaran dalam kurun waktu lama bahagia. Coba lihat lagi caption instagram teman saya, mereka telah melalui storms, rains, dan rainbows. Kalau kita telaah menggunakan pendekatan linguistik, storms itu berarti masalah, rains berarti air mata, dan rainbows berarti kebahagiaan, bukan pelangi itu. Itu hanya bahasa kiasan saja. Maksudnya sama seperti mereka telah melalui suka dan duka bersama-sama. Tidak ringan hubungan sepuluh tahun itu, berat sekali. Berat sekali menuggu kepastian kapan nikah selama sepuluh tahun itu. Ironisnya, mereka bangga akan pencapaian itu loh. Karena bagi mereka mempertahankan hubungan selama sepuluh tahun itu adalah prestasi. Jadi nilai plus dan Itu akhirnya yang mereka banggakan. Bagi saya tidak, bangga itu adalah mampu menjaga kehormatan sampai halal, tidak pernah pacaran, tidak pernah dekat dengan lawan jenis, tidak pernah umbar-umbar kemesraan dengan pacar di medsos, tahu-tahu sebar undangan pernikahan. Itu baru bangga. Ini ada orang masih pacaran gayanya mengalahkan orang yang sudah menikah.
Memang sekilas orang pacaran tampak bahagia, tetapi hakekatnya tidak. Ya coba pikirkan mana ada momen pertengkaran dalam pacaran dipost di sosial media? Ya tidak ada lah, kan yang dipost yang indah-indah saja supaya dapat simpati dari orang lain. Mereka sudah pandai menyembunyikan air mata.Tersiksa mereka sebenarnya itu kena storms tadi katanya. Untung tidak mati.
Untuk anda yang mungkin saat ini masih berpacaran dalam waktu yang relatif lama, pesan saya jangan bahagia dulu, kemungkinan besar itu bagian dari Istidraj. Banyak-banyaklah merenung dan beristighfar. Kalau memang mantap, nikahi sesegera mungkin. Kalau belum mantap, alangkah lebih baiknya diputuskan saja hubungan pacaran tersebut? Untuk apa dipertahankan? Allah tidak akan pernah ridho dengan hubungan pacaran tersebut. Sudah itu saja, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
https://sumsel.tribunnews.com/2021/05/02/istidraj-adalah-apa-berasal-dari-kosa-kata-bahasa-arab-ini-arti-dan-ciri-cirinya-perlu-dipahami