Sungai di Dekat Lippo Plaza Jember Tercemar: Siapa yang Pantas Bertanggung Jawab?
Kemarin, saya dan teman menonton acara karnaval pelajar di Jember. Saat jam menunjukkan pukul 12 lebih sekian, saya memutuskan untuk rehat sejenak. Lalu mencari musholla terdekat untuk menunaikan ibadah sholat dhuhur. Di sepanjang jalan kecil menuju ke mushola, kami mendapati pemandangan yang tidak elok. Yakni pemandangan sungai yang tercemar dengan bau busuk yang menyengat. Keadaan sungai tercemar yang terletak di tengah-tengah keramaian kota Jember ini menyita perhatian saya untuk menulis blog ini.
Lokasi sungai tersebut persisnya terletak di tengah-tengah Kota Cinema Mall dan Lippo Plaza Jember. Sangat memprihatinkan betul tatkala kami melihat keadaan sungai yang kotor nan bau tersebut. Masalahnya adalah sungai tersebut dekat sekali dengan kota yang ramai. Banyak kendaraan lalu lalang melewati jalan dekat sungai tersebut. Sehingga bisa dikatakan banyak orang yang terdampak oleh bau menyengat dari sungai ini. Disini saya bertanya, siapa yang pantas bertanggung jawab atas tercemarnya sungai ini?
Disini saya mencatat ada tiga pihak yang pantas bertanggung jawab atas tercemarnya sungai tersebut. Yang pertama adalah warga yang tinggal di area sepanjang sungai. Kedua adalah berbagai jenis industri menengah maupun besar yang berada di dekat area sungai. Dan terakhir adalah dinas tata kota kabupaten Jember.
Jelas, warga yang tinggal di dekat sungai tersebut harus bertanggung jawab. Seharusnya mereka mengadakan aksi bersih-bersih sungai pada hari tertentu. Hal itu bertujuan supaya mengurangi banyak sampah yang berada di sungai tersebut. Tentu untuk mengadakan semacam aksi tersebut, perlu dilakukan koordinasi lagi dengan warga setempat. Perlunya sosialisasi untuk menjaga sungai tersebut juga penting dilakukan. Adakanlah sebuah rapat pertemuan untuk merancang sebuah agenda bersih-bersih sungai tersebut. Nah, harapannya dari adanya rapat tersebut dapat lah dibentuk sebuah unit, blok, atau paguyuban bersih-bersih sungai. Dan itu kembali pada kesadaran diri warga yang tinggal di sepanjang sungai tersebut. Jujur saya bukan warga sana, tetapi amat prihatin dengan keadaan sungai tersebut. Memang sungainya tidak terlalu besar, tetapi tercemar. Hal ini kalau dibiarkan saja akan mencemari udara, air sumur jadi keruh dan bau, banyak nyamuk dan tikus berkeliaran. Poinnya adalah perlunya kesadaran diri masyarakat khususnya yang tinggal di dekat area sungai tersebut.
Kedua, saya tujukan kepada pihak industri baik menengah maupun besar juga turut ikut bertanggung jawab atas tercemarnya sungai ini. Teman saya, Nuris Sabillah mengatakan bahwa limbah dari perusahaan seperti KFC juga dibuang di sungai ini. Pantas saya lihat kemarin warna sungainya berubah jadi biru kehijauan. Saya juga melihat banyak sekali gelas dari KFC banyak ditemukan di sungai ini. Tapi saya tidak mengatakan bahwa KFC Jember adalah satu-satunya perusahaan yang membuang limbahnya di sungai ini. Bisa jadi perusahaan yang berada di sepanjang sungai ini juga ikut membuang limbahnya.
Terakhir adalah dinas tata kota kabupaten Jember. Saya harap mereka segera sigap menangani masalah ini. Contohnya seperti mengirim sebuah tim khusus untuk membersihkan sungai ini layaknya tim khusus saat membersihkan sungai bedadung dulu. Bahkan anak pramuka juga dilibatkan dalam pembersihan sungai bedadung tersebut. Coba lah perlakuan hal yang sama dengan sungai ini. Sungai ini memang tidak besar tetapi bau dari sungai ini sungguh menyengat sekali. Tidak pantas menurut saya sungai ini kotor. Alasan utamanya adalah terletak di tengah-tengah kota Jember yang ramai penduduk. Malu sekali saya melihat sungai saya ini kotor dan tercemar. Kemudian dilihat oleh saudara-saudara kita dari luar kota Jember misalnya.
Mohon maaf kalau ini di luar konteks, saya geram sekali dengan MC yang berada di dekat pintu masuk Kota Cinema Mall (KCM) Jember. Dia selalu mengatakan "Saiki wes wayane benahi Jember". Mana buktinya? Sungai tercemar dibiarkan begitu saja. Bukan apa, karena ini masalahnya dengan lingkungan yang secara tidak langsung berdampak pada warga masyarakat. Dinilai ini loh oleh warga masyarakat. Pertanyaannya adalah kapan sungai ini akan dibersihkan?
Sangat memprihatinkan sekali loh saat melihat keadaan sungai ini. Sampah berserakan, tikus berkeliaran, bau busuk menyengat. Mirisnya warga di daerah sana biasa saja ini. Apa mungkin karena mereka sudah terbiasa mencium aroma busuk dari sungai ini? Bau sekali loh. Dari sekian banyak sungai yang saya temui, sungai inilah satu-satunya yang terbau. Tidak bisa membayangkan bagaimana seandainya malam-malam ketika hendak tidur ditemani bau menyengat dari sungai tersebut.
Anda bisa lihat sendiri keadaan sungai seperti pada gambar. Maaf pada gambar kedua saya kurang jelas fotonya karena saya tidak kuat dengan baunya. Saya potret sungai tersebut sambil jalan karena saya sudah ditinggal jauh oleh teman saya. Saya juga ingin cepat-cepat mengejar dia. Gak kuat saya dengan bau busuk dari sungai ini. Sudah sungainya kecil, sampahnya banyak lagi. Pada stress semua orang-orang ini batin saya. Sampah rumah tangga, pempes segala macam dibuang di sungai yang kecil dan airnya tidak mengalir. Ayo bilang sekali lagi "saiki wes wayane benahi Jember". Kalau dengan masalah kecil seperti ini saja tidak ada yang sadar dan mau peduli apalagi masalah yang besar, kan begitu? Sekian terima kasih