Pelayanan SPBU Cendrawasih yang Merepotkan
Akhir-akhir ini, SPBU atau yang akrab kita kenal sebagai pom bensin selalu ramai dibanjiri kendaraan. Mereka berbondong-bondong datang ke pom bensin tersebut untuk membeli bensin. Hal itu membuat saya berinisiatif untuk beli bensin di pom pada pagi hari saja. Alasannya ialah supaya saya tidak perlu repot-repot lagi nunggu panjangnya antrian.
Jam 04:45 pagi, saya pergi ke pom bensin yang berada di jalan cendrawasih. Setelah saya sampai disana, saya lihat ternyata banyak sekali kendaraan bermotor yang mengantri. Jelas saya kaget betul, karena perkiraan saya meleset. Saya kira di jam segitu pom bensin sepi begitu.
Setelah saya amati, ramainya kendaraan bermotor tersebut disebabkan oleh pihak pom bensin itu sendiri. Pihak pom bensin ternyata belum membuka pelayanan pada jam 04:45 tersebut. Mereka baru membuka pelayanan pada jam 05:15. Sebagai akibatnya, saya harus antri lama menunggu dibukanya pelayanan tersebut.
Pengamatan saya tertuju pada isi di sekitar pom bensin. Setelah saya amati, tidak ada satu pun petugas pom bensin yang berjaga atau stand by di tempatnya begitu. Jadi saat itu keadaan pom bensin full tidak ada petugasnya. Petugas yang dimaksud disini adalah orang yang bertugas melayani masyarakat dalam isi bensin.
Pukul 05:15, petugasnya kemudian datang. Dari sini saya tahu bahwa mereka datang dari sebuah bangunan khusus bagi petugas yang bekerja di pom bensin tersebut. Saya tidak tahu nama bangunannya itu apa. Boleh dikatakan sebuah kantor begitu. Saat itu keadaan pom bensin ramai sekali akan kendaraan roda dua dan empat.
Pertanyaan saya kenapa harus ada sebuah sistem yang mengatur jam pelayanan di pom bensin tersebut begitu. Dengan kata lain, kenapa pom bensin tersebut harus membuka pelayanan pada jam 05:15. Seharusnya tidak perlu diadakan yang namanya jam buka pelayanan di pom bensin. Untuk apa? Hal itu justru akan merepotkan kami para pengendara begitu. Karena bisa setengah jam nunggu disana. Saya saja nunggu setengah jam lebih.
Terus terang saya tidak tahu dengan manajemen yang ada di SPBU di jalan cendrawasih itu. Apa memang sengaja membuat repot masyarakat atau bagaimana. Di pom bensin itu ada tempat, boleh dikatakan sebuah loket lah. Loket 1 sampai 3. Masing-masing loket terdiri dari dua sisi, sisi kanan dan kiri. Nah, di loket itu ada keterangan, misalnya loket 1 untuk isi solar, loket 2 pertalite dan loket 3 pertamax. Saya bingung disini, karena di masing-masing sisi loket hanya dijaga oleh satu orang petugas. Ini kan dapat memakan waktu lama. Kenapa masing-masing loket tersebut tidak dijaga oleh dua orang saja begitu. Jadi satu loket itu dijaga oleh empat orang. Empat orang itu sudah batas maksimalnya sudah. Di SPBU cendrawasih tidak, masing-masing loket dijaga oleh dua petugas. Ya ini kan artinya sengaja membuat masyarakat jadi repot. Seandainya ada pengendara yang terburu-buru untuk beli bensin karena keadaan darurat misalnya, terus bagaimana? Misalnya pengendara tersebut mau ke rumah sakit menjenguk ibunya yang sakit atau istrinya yang mau melahirkan? Atau pengendara terjepit keadaan darurat yang lain, anak sekolah misalnya mau berangkat ke sekolah. Iya kan harus nunggu lama dia. Bukan masalah sabar atau tidak, tetapi masalah efisiensi waktu disini.
Beberapa hari yang lalu, saya hendak menjenguk ibu saya yang dirawat di RSU Srikandi IBI Jember. Mengetahui bahwa bensin saya tinggal sedikit, saya memutuskan untuk beli bensin terlebih dahulu di SPBU Cendrawasih. Saat itu saya sengaja beli bensin bada sholat Jum'at. Alasannya sama, saya mengincar sepinya. Sekitar pukul 12:30 saya pergi ke SPBU, dan ternyata di sana ramai juga. Nah, keadaan ini juga yang melatarbelakangi kenapa saya memutuskan untuk beli bensin pagi-pagi seperti di paragraf pertama. Pertama saya cari sepinya, kedua saya cari dinginnya. Karena kalau beli bensin di siang hari, ya Allah panas sekali. Apalagi masih disuruh antri. Panjang lagi antriannya.
SPBU yang terletak dijalan Cendrawasih ini tidak jauh dari rumah saya. Karena itu saya sering sekali melewati SPBU tersebut. Saat melewati, antrian di pom bensin tersebut menyita perhatian saya. Dari sini, saya tahu bahwa SPBU tersebut selalu ramai di jam-jam kerja. Opsi yang harus dipilih untuk beli bensin yang enak adalah pagi atau bada dhuhur. Tetapi sudah saya coba sama saja ramai. Malam pun juga sama ramai. Namun dengan adanya keresahan ini, saya tadinya mengira sistem buka pelayanan SPBU ini hanya terjadi di SPBU Cendrawasih saja. Ternyata tidak, di SPBU lain seperti di Ajung, Gebang, di daerah jalan Ahmad Yani juga selalu ramai dibanjiri oleh pengendara. Info ini saya dengar dari rekan-rekan guru di sekolah saya. Ya saya merasa kesal saja dengan manajemen di SPBU kalau begitu manajemennya.
Saya sudah coba lihat di google map tentang lokasi SPBU Cendrawasih. Terdapat keterangan bahwa SPBU tersebut tidak ramai. Menurut saya ini omong kosong sekali begitu. Faktanya SPBU tersebut selalu dibanjiri oleh para pengendara, baik roda dua atau empat. Saya yakin masalahnya ada di jam pelayanan itu. Kedua minimnya petugas yang melayani para pengendara di SPBU. Saya kira ini bisa menjadi koreksi lah bagi Bapak-Bapak yang memiliki kuasa di SPBU. Saya sangat mengharapkan kebijakan Bapak-Bapak tersebut semuanya. Tolong lah manajamen pelayanan di SPBU dievaluasi lagi. Supaya kedepannya tidak merepotkan masyarakat.
Pelayanan di SPBU kini berbeda dari sebelumnya. Karena itu saya merasa resah. Di tahun yang sama, sebelumnya pelayanan di pom bensin tidak seperti itu. Pagi, jam berapapun kita datang ke SPBU, kita akan dilayani. Dan petugasnya sudah siap di loket untuk melayani pengendara begitu. Tapi sekarang tidak. Lewat tulisan ini, saya harap lah semoga diadakan reformasi lagi tentang pelayanan di SPBU. Ya Allah, masa iya SPBU sebesar itu pelayanannya kalah dengan pom mini di pinggir jalan? Terbalik ini, masa yang besar nyontoh yang kecil?
Ini kalau dari saya, seyogyanya SPBU itu buka selama 24 jam. Dan petugasnya jaga bergiliran. Apa istilahnya? Shift- shiftpan atau apa saya tidak tahu. Menurut saya baiknya begitu. Ini sama seperti di pelayanan rumah sakit, stasiun, Alfamart, terminal, dll. SPBU itu di bawah naungan Pertamina, dan Pertamina merupakan BUMN. Masa iya sekelas BUMN seperti itu pelayannya. PTKAI juga BUMN, gak pernah saya dengar ada Stasiun Kereta memiliki manajamen pelayanan seperti di SPBU yang sekarang. Ada stasiun kereta api membuka pelayanan pada jam 05:15 misalnya, gak ada sudah lah.
Lagi pula ya, jam 05:15 menurut perhitungan saya itu sudah siang loh. Oh ramai sekali orang pergi ke pasar jam segitu. Jan 04:30 setelah sholat Subuh mungkin bisa masuk akal. Tapi jangan lah, lebih baik ditiadakan saja jam buka pelayanan pada pom bensin tersebut. Karena sekarang bensin ini bak kebutuhan pokok. Hampir semua orang khususnya di kelurahan Jember lor itu memiliki sepeda motor. Dan SPBU memiliki peran sebagai jantung disini. Coba lihat jantung? Jantung itu selalu berdetak, artinya selalu aktif. Kalau jantung berhenti berdetak, ya mati orangnya. Nah, saya harap SPBU itu kerjanya selalu aktif layaknya kinerja jantung. Jujur, tahun 2009 saya pernah beli bensin sebelum pas subuh, saat orang-orang tengah sholat di masjid, ada loh petugas yang melayani kami di SPBU. Ya saya beli bensin di SPBU Cendrawasih itu sudah. Bayangkan, tahun 2009 itu perbandingan orang yang memiliki kendaraan bermotor jauh lebih sedikit dibandingkan tahun ini. Tahu akan hal itu, kenapa SPBU mengadakan jam buka pelayanan di SPBU? Biar apa sih? Saya jadi penasaran. Apa karena faktor keamanan saya juga tidak paham. Seharusnya SPBU itu dibuka 24 jam saja sudah. Ya itu tadi, SPBU harus bekerja layaknya jantung.
Saya tahu ini juga termasuk masalah kesabaran para pengendara. Semisal pengendara tidak sabar dipersilahkan mencari SPBU yang lain. Kan sama saja kalau begitu, sekarang SPBU menerapkan manajemen yang sama. Yaitu dengan mengadakan manajemen jam pelayanan. Alternatif lain kalau pengendara tidak sabar menunggu, bisa dipersilahkan untuk membeli bensin di pom mini atau penjual bensin botolan di pinggir jalan. Bisa, tetapi yang jadi pertimbangan kan banyak yaitu harga lebih mahal dari SPBU, bensin yang diterima bisa lebih sedikit dari SPBU, dan kualitas bensin juga tidak sama seperti di SPBU. Kita tidak ada yang tahu kalau mesin di pom mini itu diatur atau bensin dalam botol ditambah air. Tidak ada yang tahu, sehingga orang ramai-ramai percaya untuk beli bensin di SPBU. Jadi saya minta tolong sekali lagi, supaya kebijakan di SPBU dievaluasi kembali demi masyarakat. Terima kasih