Sebuah Analogi Wanita: Susu dan Kalengnya
Orang beli susu kaleng, yang mau diminum itu susunya, bukan kalengnya. Setelah susu di dalam kaleng habis terminum, kaleng dibuang ke tempat sampah. Tidak ada ceritanya orang datang ke Alfamart beli susu kaleng, setelah itu susunya dibuang di tepi jalan. Sedangkan kalengnya dimasukkan ke dalam kantong kresek untuk dibawa pulang ke rumah. Belum pernah lihat saya ada orang yang melakukan itu. Perlu diketahui, susu kaleng yang saya maksud di sini bukan susu kaleng kental, tetapi yang saya maksud adalah susu kaleng seperti bear brand.
Tulisan ini adalah sebuah analogi saja, di mana kalengnya itu adalah si wanita dan susunya itu adalah kehormatannya. Wanita pun juga tidak jauh berbeda dengan susu kaleng. Begitu kehormatan atau kesuciannya sirna, dia akan dibuang begitu saja layaknya kaleng susu. Tetapi, jika wanita mampu menjaga kehormatannya, dia akan senantiasa terjaga, bersih, tersegel, dan berada di pabrik, supermarket, dst. Sedangkan wanita yang hilang kehormatannya, dia sudah terbuka segelnya, dan berada di tong sampah, TPS, pinggir jalan, dan sungai. Kadang sebagian dari kaleng-kaleng tersebut dibakar oleh seseorang. Kaleng-kaleng tersebut akhirnya ikut terbakar bersama sampah-sampah yang lain.
Walaupun kalengnya masih bagus dan bersih, tetapi susunya sudah habis terminum, siapa yang mau ngambil? Hanya orang tertentu saja yang mengambilnya, tukang sampah misalnya. Mereka mengambilnya untuk dijual di loakan. Tentu harga kaleng tersebut dibeli murah oleh loakan sebab kaleng tersebut sudah menjadi barang tidak siap pakai. Artinya kaleng tersebut sudah jadi barang bekas dan tidak dibutuhkan lagi oleh pembeli utamanya. Beda halnya jika kaleng tersebut di dalamnya masih ada susunya, tersegel, dan berada di supermarket. Tentu harganya jauh lebih mahal daripada harga loakan. Wanita pun juga sama, ketika kehormatannya hancur, harga dirinya pun juga ikut hancur. Akhirnya yang ada akan jadi wanita murahan.
Kaleng yang sudah terbuang di jalan, begitu ditemukan oleh anak-anak kaleng tersebut akan dijadikan mainan. Ditendang kesana-kemari layaknya bola. Setelah puas dimainkan, pada akhirnya kaleng tersebut dibuang kembali. Wanita pun tak jauh berbeda, ketika laki-laki yang bukan mahramnya puas memainkannya, dia akan dicampakkan begitu saja. Dengan kata lain, wanita tersebut ada hanya untuk jadi bahan pemuas nafsu laki-laki yang bukan mahramnya saja.
Kalau pun susu dalam kaleng tersebut tersisa sedikit, katakanlah dari 250 ml tersisa hanya 20 ml, saya jamin tidak akan ada orang yang mau untuk meminumnya. Karena sudah ada bekas diminum oleh orang lain di susu kaleng tersebut. Artinya, susu kaleng tersebut lebih dulu diminum oleh orang lain. Ya jijik lah, masa sudah diminum oleh orang lain, terus mau kita minum juga. Lebih baik beli susu kaleng yang lain saja begitu. Ya tidak apa-apa walaupun mahal, yang penting barangnya original dan belum disentuh atau bahkan diminum oleh orang lain. Wanita pun juga sama, ketika kehormatannya pernah diambil, laki-laki yang mau menikahinya juga mikir dua kali. Untuk apa menikahi wanita yang sudah hilang kehormatannya? Lebih baik kan nikah dengan wanita yang lain. Tepatnya wanita yang kehormatannya terjaga.
Hari ini banyak orang yang pandai membuat kaleng. Kalengnya bagus dan bersih, namun di dalamnya isinya kencing kambing. Begitu pun juga wanita, hari ini banyak sekali kita jumpai wanita yang pandai dalam menghias diri. Namun tidak sedikit dari mereka yang mampu menjaga kehormatannya. Lipstiknya merah merona, wajahnya dirawat setiap hari, alisnya ditato, tato naga. Semua itu wanita lakukan semata-mata karena ingin terlihat menggoda dan menarik di mata laki-laki lain. Ya kalau tidak begitu kan tidak akan ada laki-laki yang mau beli dia. Dari awal wanita tersebut kan memang jualan tujuannya. Apa yang dijual? Benar, harga dirinya yang mereka jual. Pabrik memproduksi susu kaleng, yang memiliki nilai jual itu susunya bukan kalengnya. Hanya saja susu tersebut dikemas dalam bentuk kaleng. Kalau dikemas dalam kemasan plastik khawatir berbahaya nanti. Bagaimana caranya supaya susu kaleng tersebut dapat menarik minat pembeli? Ya benar, caranya ialah dengan membuat kaleng tersebut menjadi semenarik mungkin. Kalau kalengnya jelek, sedikit orang yang mau beli. Kembali lagi, yang dilihat pertama itu kan kalengnya, masa iya kita bisa melihat susu di dalam kaleng tersebut? Ya kan tidak bisa, kecuali kalau kita sudah buka tutup kalengnya. Yaitu tadi, jadi kalengnya dibuat bagus, menarik, dsb.
Supermarket dan toko rumahan itu senang kalau susu kaleng yang mereka jual banyak dibeli oleh orang-orang. Secara tidak langsung mereka akan mendapatkan omset dan laba di dalamnya. Tidak ada ceritanya toko rumahan sedih jika barang dagangannya dibeli oleh orang-orang. Begitu pun juga wanita akhir-akhir ini, banyak dari mereka yang bangga setelah kehormatannya dihancurkan oleh laki-laki lain. Yang tidak habis pikir ialah mereka dengan mudah memberikan kehormatannya begitu saja kepada laki-laki yang bukan mahramnya. Kenapa begitu? Sebab mereka tidak sadar bahwa kehormatannya itu tidak ternilai harganya. Mohon maaf, jika kehormatannya dihancurkan oleh laki-laki lain, wanita mengganti kehormatan yang telah hancur itu dengan cara apa? Apa mau beli di supermarket? Kan tidak mungkin. Mana ada supermarket yang jual kehormatan, kan tidak ada itu. Oleh karena itu maka saya katakan kehormatan seorang wanita itu tidak ternilai harganya. Karenanya tolong lah dijaga baik-baik kehormatannya itu. Terima kasih