Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Pacaran Itu Soal BBM (Berani, Bisa, dan Mau)

       Pacaran itu bukan soal siapa yang cinta dan sayang, tetapi ialah soal siapa yang Berani, Bisa, dan Mau (BBM). Tidak peduli betapa buruknya fisik wajah, jeleknya prestasi, buruknya karakter, rendahnya background keluarga (miskin), dst, ketika seseorang sudah memiliki ketiga hal tersebut, dia akan dengan sangat mudah untuk memperoleh pacar. Bahkan mudah sekali, seperti mudahnya membalikkan telapak tangan, percaya pada saya sudah. Tinggal pilih dan mencocokkan saja mereka mau pacar yang seperti apa. Mau yang cantik, ganteng, pintar ngaji, rajin sholat lima waktu, kaya raya, bisa saja. Yang terpenting mereka sudah memiliki ketiga kuncinya, yakni BBM itu tadi.          Pertama berani, artinya seseorang itu tidak takut. Tidak takut kepada Allah SWT, tidak takut dosa dan maksiat, tidak takut berzina, diketahui orang tua, diketahui atau bahkan dikucilkan oleh makhluk sosial di lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, mereka yang berani, sama a...

Disindir Almarhum Bapak Slamet Muk Lewat Mimpi

      Bagi yang belum tahu, almarhum bapak Selamet Muk ini adalah ketua takmir sekaligus guru ngaji saya. Mulai saya TK sampai MAN, saya belajar ngaji bersama beliau. Namun kini sudah jadi cerita. Beliau pergi meninggalkan saya selamanya. Kepergian beliau ini membuat saya sakit hati, kecewa, dan sebagainya. Sebab saya belum siap untuk ditinggal beliau selamanya. Saya masih ingin beliau melihat saya.        Kemarin siang, kejadian tak disangka-sangka terjadi, dimana saya didatangi beliau lewat mimpi. Di dalam mimpi, saya melihat beliau memakai pakaian pegawai negeri (coklat). Lalu beliau berkata "siapa itu yang tidak hafal QS Al-Kafirun? QS Al-Kafirun saja tidak hafal, ya Allah". Saya yang melihat beliau berkata seperti itu, lantas mencoba untuk menghampiri beliau. "Apa itu benar beliau? Beliau kan sudah meninggal ". Dalam hati saya. Ketika saya hampiri lebih dekat, saya lihat mulai dari atas sampai bawah, ternyata itu memang benar beliau. Saat itu juga...

Nyamannya Mengajar di Sekolah Memakai Kopiah

       Beberapa hari yang lalu, saya memutuskan untuk memotong habis rambut saya (gundul). Alasan saya memotong demikian, sebab saya ingin menghilangkan sisa-sisa jamur putih yang melekat pada rambut saya. Sudah itu saja alasannya, tidak ada yang lain.         Keesokan harinya, saya mengajar ke sekolah mengenakan kopiah. Alasannya jujur yaitu untuk menutupi rasa malu. Saya malu saja begitu datang ke sekolah dengan keadaan kepala saya yang gundul tersebut. Pasti mereka yang melihat akan mentertawakan saya. Karena sebelumnya juga pernah seperti itu. Saya itu selama mengajar di sekolah, pernah potong gundul tiga kali. Pertama, karena ingin menghilangkan jamur rambut, kedua salah potong model rambut, ketiga menghilangkan jamur rambut lagi. Awal dan kedua kalinya gundul saat mengajar di sekolah, saya itu tidak mengenakan kopiah ataupun topi begitu. Sebagai akibatnya saya diketawai baik oleh murid maupun sesama rekan guru di sekolah. Karena itu, sa...

Ke Alfamart Memakai Sarung, Berujung Dirasani dan Disindir Oleh Tiga Karyawannya

       Hari Jum'at sore kemarin, tepatnya sekitar pukul 16:20, saya dan adik saya pergi ke Alfamart. Kami kesana mau beli pasta gigi dan bayar token listrik. Ada kejadian yang menyita perhatian saya tatkala saya berada di dalam Alfamart. Yaitu kejadian dimana saya disindir dan dirasani oleh tiga karyawan Alfamart.         Saya pergi ke Alfamart itu memakai sarung. Lengkap dengan baju kokoh beserta kopiahnya. Bukan maksud hati ingin tebar pesona atau sok alim. Melainkan sore itu, saya baru selesai mengajar di TPQ. Daripada masih ribet mau ganti pakaian begitu, ya sudah lah tidak perlu ganti pakaian saja dalam hati saya. Toh, saya juga sudah terbiasa pergi kemana-mana pakai sarung.          Tadinya, saya itu tidak ada kepentingan untuk pergi ke Alfamart. Saya itu tadinya mau beli tinta spidol saja di FC. Adik saya ikut karena dia mau beli tas kertas di FC juga. Nah, tahu saya mau keluar ke FC, ibu saya titip ke saya unt...

Setiap Melihat Orang Pacaran, Semakin Besar Kemauan Untuk Menulis Tentang Pacaran

        Akhir-akhir ini, saya malas sekali menulis hal-hal yang berbau pacaran. Terlebih lagi,  tulisan saya sudah banyak yang membahas tentang pacaran. Jadi untuk apa nulis banyak hal yang berbau pacaran begitu. Saya itu ingin menulis hal-hal yang berbeda, supaya isi blog saya judul tulisannya variatif. Contohnya ada masalah sosial, politik, hukum, pendidikan, ekonomi, dll. Jadi tidak seputar pacaran terus seperti itu. Saya saja penulisnya sendiri bosan, apalagi pembaca setia blog saya? Kendati demikian, entah kenapa setiap melihat orang pacaran, kemauan menulis dalam diri saya itu besar sekali. Sehingga yang terjadi, judul tulisan saya banyak yang membahas tentang pacaran.         Terus terang, tatkala melihat orang yang sedang berpacaran, perasaan saya itu tidak karuan. Ada rasa kesal, gusar, gundah, jengkel, kasihan, dan sebagainya. Sebab mereka menjalani pacaran tidak menempuh jalan berpikir terlebih dahulu. Sehingga mereka tidak ta...