Mengambil Pelajaran dari Kasusnya Bapak M
Minggu lalu, saya menjemput adik saya di sekolahnya. Saya menjemputnya jam lima sore karena dia mengikuti latihan paskibra. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba dia memberitahu saya bahwa pak M telah dipecat secara tidak hormat dari sekolahnya. Mendengar itu saya kaget dan langsung bertanya "kenapa pak M bisa dipecat?" Adik saya bilang "saya ceritakan di rumah nanti saja sudah." Di tengah jalan saya juga sambil bertanya-tanya pada diri saya sendiri, apa ya kira-kira penyebabnya pak M dipecat dari sekolahnya.
Begitu sampai di rumah adik saya berkata "kasihan loh anaknya sampai trauma mas." Mendengar itu saya langsung menebak dengan bertanya "pak M melakukan pelecehan seksual ya dik?" tanya saya. "iya" jawab adik saya. "Padahal pak M itu loh ngajarnya enak, ke anak-anak juga ramah" sambungnya. Saya tanya lagi "kamu dapat info itu dari siapa?" Dia jawab "dari pak A (pembina paskibra)" Saya tanya "Kenapa kasus pak M itu diceritakan ke anak-anak paskibra? Sebaiknya kasus itu ditutup rapat-rapat saja. Biarlah para petinggi sekolah saja yang tahu. Siswa-siswi gak perlu tahu kasus itu. Gimana pembina paskibramu itu?" Dia bilang "iya mas, tadi itu anak-anak yang tanya dulu ke pak A 'pak, pak M itu kemana ya? Kok tidak pernah ngajar lagi selama dua Minggu ini?' seperti itu. Dijawab kemudian oleh pak A bahwa pak M sudah tidak ngajar di sekolah ini lagi. Sebelum itu, pak A bertanya pada kami 'loh kalian tidak tahu?' Lebih lanjut pak A berkata bahwa pak M terjerat kasus pelecehan seksual terhadap siswi sekolah ini. Karena itu pak M dipecat secara tidak hormat dari sekolah. Pak A berkata 'sudah anak-anak, kalian lupakan saja masalah ini. Kalau ada orang lain tanya, bilang saja kalau pak M dipindahtugaskan di sekolah lain sekarang. Anggap saja tidak pernah terjadi kasus apa-apa di sekolah ini' seperti itu" kata adik saya.
Sepulang dari paskibra, beberapa teman adik saya rupanya banyak yang tahu kasus tersebut. Jadi bisa dikatakan, sumber informasi adik saya itu bukan satu, melainkan lebih dari itu. Adik saya bilang ke saya "ada mas kata teman paskibra saya, pak M itu ketahuan chat siswi kelas tujuh. Isi chatnya itu, pak M mengajak siswi tersebut untuk bermalam di hotel. Orangtua siswi tersebut yang tahu itu tidak terima dan langsung mendatangi ruang BK sekolah kami, lengkap dengan membawa bukti chatnya mas."
Saya tanya "pak M itu katamu melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya. Di mana beliau melakukan itu?" Adik saya jawab "di dalam kelas mas, waktu pelajaran. Beliau itu kalau ngajar sering nyuruh salah satu siswinya untuk duduk berdua di depan kelas bersama beliau. Banyak loh mas jadi korban beliau. Ada yang dari kelas tujuh dan delapan kata teman saya. Saya juga selalu lihat beliau itu kalau jam istirahat sukanya duduk-duduk di depan kelas bersama siswi-siswinya. Kata temen saya, beliau itu juga melakukan pelecehan itu ya pas duduk-duduk dengan siswi-siswinya itu sudah." Saya diam termenung saja mendengar itu sembari tidak percaya.
Jujur saya sulit sekali mempercayai kejadian ini. Karena saya tahu sendiri pak M itu seperti apa orangnya. Saya dan pak M ini sama-sama satu RW. Hanya saja beda RT. Pak M itu RT 04 sedangkan saya RT 03. Kami pun juga sama-sama menjadi pengurus masjid yang terletak di RT 03. Karena kami sama-sama ditunjuk menjadi pengurus takmir masjid tersebut, saya sering sekali bertemu beliau dalam rapat masjid. Jadi saya tahu karakter beliau itu seperti apa. Mendengar kejadian bahwa pak M diberhentikan tugas karena kasus tersebut, saya jelas tidak percaya. Lagipula, selain beliau menjadi pengurus takmir masjid, beliau juga ditunjuk menjadi imam sholat terawih. Tidak hanya itu, beliau juga mendirikan TPQ di RT 04 sejak lama, saya tidak sebut nama TPQ tersebut. Dan di sekolah itu beliau juga mengajar mapel PAI. Karena reputasi beliau ini lah, sulit bagi saya untuk percaya bahwa beliau melakukan tindakan tak senonoh tersebut. Ngaco sekali berita ini menurut saya. Akhirnya saya coba memastikan lagi dengan bertanya pada sepupu saya yang juga satu sekolah dengan adik saya.
Awal sebelum bertanya ke pertanyaan inti, saya lempar basa-basi dulu ke sepupu saya. Selanjutnya saya bertanya perihal pak M. Saya mulai dengan bertanya "iya Bintang (nama sepupu saya), katanya mbak Syifa (adik saya), pak M dipecat dari sekolahnya ya? Benar itu kah bin? Saya kok tidak percaya." Bintang jawab "iya benar mas." Nah saya tanya lagi "kenapa pak M kok bisa dipecat dari sekolah bin?" Dia jawab "itu mas, pak M terkena kasus pelecehan di sekolahnya. Mbak Syifa gak ngasih tahu sampean tah? Dia kan anggota OSIS. Jadi dia juga pasti banyak tahu daripada saya ." Saya tanya lagi ke Bintang "kamu itu tahu dari siapa berita ini? Hati-hati hoax loh, kamu jangan asal bicara makanya." Dia jawab "dari teman-teman mas. Teman-teman loh sudah banyak yang tahu. Wong murid yang dilecehkan itu pacarnya teman saya mas." Saya tanya lagi "dilecehkan bagaimana bin? Jangan-jangan salah paham itu anaknya. Sebenarnya bergurau dianggap pelecehan. Kan sekarang lumayan banyak kasus seperti itu. Tidak sengaja tersentuh, dianggap kasus pelecehan " Bintang jawab "iya dipegang-pegang gitu mas. Pahanya muridnya itu dipegang waktu duduk-duduk di depan kelas saat jam olahraga." Saya berkata "ya kalau dipegang itu mungkin gak sengaja bin". Dia respon "tapi beliau megang pahanya itu urut mas dari bawah ke atas." Mendengar itu diam saya. Ya maksudnya lain kalau ceritanya seperti itu sudah. Kalau gak sengaja terpegang kan ya sudah berhenti jangan dipegang lagi. Apalagi megangnya dalam waktu yang cukup lama. Dan seperti kata sepupu saya, dari paha menyalur ke bagian atas, ya gak benar itu namanya.
Saya habiskan cukup banyak waktu bersama sepupu saya untuk ngobrol masalah ini. Karena saya benar-benar ingin memastikan apakah berita itu bohongan atau tidak. Karena terus terang saya masih belum percaya pak M melakukan itu. Bukti pendukungnya adalah kalau memang pak M terlibat kasus pelecehan seksual di sekolah, mengapa sekolah atau korban tidak membawa kasus ini ke jalur hukum? Tidak dipenjara ini pak M. Alhamdulillah masih sehat-sehat saja ini di rumahnya. Beliau juga kalau malam Minggu, sering ngajar banjari di sini. Kalau hari Jum'at, saya sering lihat beliau sholat Jum'at di masjid sini. Di rumahnya, beliau masih lanjut ini ngajar BTQ. Saya khawatir ini merupakan fitnah atau hoax saja. Kendati demikian, pak M mulai sekarang tidak mengajar di sekolah tempat adik dan sepupu saya mengenyam pendidikan. Ya sebab sekolah telah memecat beliau begitu.
Sulit sekali untuk percaya bahwa pak M melakukan hal demikian di sekolah. Tetapi saya sudah mengumpulkan sumber dari adik dan sepupu saya. Ternyata sumber yang beredar memang seperti itu adanya. Saya harus bagaimana lagi begitu. Rasa kesal jelas ada dalam diri saya setelah tahu berita ini. Sebab saya sulit sekali untuk percaya mengingat pak M ini adalah sosok yang alim, diam, ramah, di mata saya. Masa iya beliau melakukan hal itu, kan lucu ini. Rasa takut pun juga menghantui saya, mengingat saya mempunyai adik perempuan begitu. Saya memposisikan diri saya sebagai keluarga korban saat itu. Untungnya pak M ini masih dilindungi oleh Allah. Kasusnya hanya diketahui oleh kalangan sekolah saja. Dengan kata lain kasusnya tidak viral atau bahkan sampai masuk berita televisi dan sosial media lainnya. Dari peristiwa ini, saya mengajak khususnya bagi saya pribadi untuk lebih berhati-hati lagi dalam mengajar di sekolah. Kedua saya tujukan kepada semua pendidik di luar sana untuk lebih berhati-hati lagi dalam bertugas. Semoga dengan adanya peristiwa ini, kita semuanya dijauhkan dari perbuatan-perbuatan tercela Aamiin.