Cinta Selalu Menuntun Manusia Untuk Upgrading Tingkat Ketakwaan dan Keimanannya
Saya percaya cinta itu menuntun manusia untuk berbuat kebaikan. Dengan cinta juga, dapat menuntun manusia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Cinta membuat hati seseorang nyaman dan selalu membuat manusia meningkatkan taraf ketakwaan dan keimanannya. Kalau ada yang mengatasnamakan cinta, tapi pacaran, itu bukan cinta namanya. Kalau ada yang mengatasnamakan cinta tetapi selalu dekat dengan pasangan bukan halalnya dalam chat wa, itu pun juga bukan cinta. Jangan pernah samakan cinta dengan hawa nafsu.
Dewasa ini, banyak manusia buta akan cinta. Dia tidak segan-segan mendekati perempuan yang menurut dia cantik dan membuatnya jatuh cinta. Dia chat dia terus di wa. Ketika mendapatkan balasan dari dia, dia senang dan bahagia hatinya. Semakin lama semakin intens chatnya, muncul rasa ketertarikan atau suka sama suka kemudian. Saya bingung cinta macam apa ini, melalui chat saja bisa membuat seseorang jatuh cinta. Jika kau cinta sama seseorang, kau akan menjauhi dia, seperti kisah Ali bin Abi Tholib. Kau akan masukkan nama dia di setiap bait-bait doamu. Bukan justru malah didekati melalui chat wa atau Instagram. Kemudian diajak pacaran. Ya karena kalau tidak begitu, nanti dia diambil orang duluan. Zaman sekarang cinta manusia seperti itu. Dia tidak bisa membedakan mana cinta mana bukan.
Saya pernah mendapatkan ilmu laduni. Tidak ada cinta di dalam pacaran. Apa yang mau kau cari? Kalau kau cinta, dan kau sanggup, kau nikahi. Kau tidak merusak kehormatannya dengan mengajaknya berpacaran. Kau akan menjaganya agar dia senantiasa suci. Bagi kau yang sedang jatuh cinta sebelum waktunya, kau akan senantiasa menahan pandanganmu ketika berjumpa dengan wanita yang kau cintai. Kenapa? Karena kau tahu bahwa Allah sedang mengawasimu. Ketika orang yang kau cintai dipinang oleh laki-laki lain, kau boleh sedih, tapi jangan lupa bawah Rahmat Allah itu besar. Cinta Allah kepadamu sebagai hamba itu lebih berarti daripada cinta seorang makhluk kepadamu. Salman Al Farisi contohnya, beliau berniat melamar seorang perempuan. Salman menuju ke kediamannya bersama satu rekannya. Begitu hendak melamar ternyata si wanita menghendaki teman Salman. Tapi Salman tidak marah dan kecewa. Umar lamarannya ditolak oleh Fatimah, beliau tidak marah sedikit pun.
Hanya saja, dalam tulisan ini saya kesal dengan manusia yang mudah sekali mengatasnamakan cinta di dalam pacaran. Mereka pacaran saja putus, pacaran lagi, putus, pacaran lagi. Cinta macam apa itu? Tidak kah mereka berpikir bahwa dengan pacaran mereka telah berbuat dosa? Apakah mereka tidak berpikir bahwa cinta seharusnya ditujukan pada Allah. Jika kau mencintai seorang wanita atau laki-laki, kau akan mencintai siapa dulu yang mencintapkan mereka, Dia lah Allah. Bukan justru kau dekati, dan diajak pacaran. Cinta macam apa bisa hadir secepat itu dalam chat wa?
Seseorang yang beriman dia akan menjaga cinta itu sampai waktunya tiba. Dia tidak ambil pusing mau wanita yang dicintainya dilamar lebih dulu oleh laki-laki. Karena dia percaya cinta Allah terhadap dirinya itu sangat penting. Coba pilih, kamu lebih memilih dicintai oleh wanita yang kamu cintai atau oleh Allah? Wanita itu cinta sama kamu, tapi Allah gak cinta sama kamu. Kamu pilih mana? Wanita itu cinta sama kamu, tapi kamu menahannya untuk waktu yang tepat, wanita itu akhirnya gak ada perasaan sama kamu, tapi Allah justru cinta sama kamu. Kamu pilih mana?
Teman-teman semuanya, cinta itu selalu suci dan menuntun kita untuk dekat dengan Allah. Tidak ada cinta terus ngajak pacaran seperti itu. Dekat lewat wa itu tidak ada. Yang ada syahwat dan nafsumu akan memuncak. Membayangkan jika kau memiliki masa-masa indah bersama wanita yang kau cinta. Muncul sebuah gambaran abstrak di otak kamu, membayangkan hal-hal indah bersama dia. Cinta tidak seperti itu kawan. Cinta tidak begitu mudah diucapkan lewat chat "aku cinta kamu" tidak seperti itu. Cinta itu menjaga kita dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke dosa.
Sekarang orang tidak memikirkan itu, dia cinta dia dekati perempuan yang dicintai lewat chat wa. Dichat terus sudah itu. Si perempuan pertama tidak menunjukkan rasa ketertarikan. Tapi lama-lama si wanita itu juga ikut jatuh cinta. Jadi cinta wi wanita muncul setelah didekati terus menerus oleh laki-laki melalui chat wa. Cinta itu tidak seperti itu. Cinta itu datang dari hati, bukan dari sebuah treatment chat di wa terus menerus. Ali dan Fatimah itu tidak pernah chat-chatan di wa. Mereka berdua telah mencintai satu sama lain sudah lama, tetapi mereka menjaga cinta itu sampai waktunya tiba. Nah, itu kualitas cinta sesungguhnya. Jadi gak gampang berkata "aku cinta kamu, mau kah kamu jadi pacarku?" Cinta tidak seperti itu.
Seseorang yang jatuh cinta sebelum waktunya. Lihatlah kalau dia beriman, sholeh, rajin sholat ke masjid, dia akan terus meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Bisa-bisa dia lupa dengan orang yang dicintainya. Karena saking besarnya cinta dia kepada Allah. Bisa-bisa perasaan dia ke orang yang dicintainya hilang. Karena dia tidak ingin cinta tersebut menghalanginya untuk memikirkan Allah. Namun kalau seseorang itu tidak sholeh, sholat tidak rajin, lihatlah kualitas cintanya seperti apa. Gampang baper dia, akhirnya ngajak pacaran lewat chat wa.
Ketika sama-sama cinta, si wanita cinta misalnya, si laki-laki juga cinta. Tetapi laki-laki ini paham agama. Dia akan menjauh dari wanita tersebut. Dia akan cuek dan tidak memperhatikan dia. Akhirnya si wanita mencoba untuk membuat dia cemburu. Gak akan cemburu dia, Allah lebih penting dicintai daripada kamu. Contohnya siapa? Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Saya dengar ceramah almarhum ustadz Zainuddin MZ, Zulaikha seneng sama Yusuf, Yusuf pun juga seneng sama Zulaikha. Ya wajar sebagai laki-laki, Yusuf normal. Tetapi apa yang dilakukan Yusuf? Dia selalu menahan pandangannya ketika bicara dengan Zulaikha. Dia selalu berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari tipu muslihat wanita. Yusuf tidak senang diberi ketampanan oleh Allah, karena membuatnya tidak bebas? Apa kata Yusuf? Ketampanan yang diberikan oleh Allah itu adalah ujian baginya. Kalau anak sekarang gak, ketampanan atau kecantikan digunakan untuk menarik hati lawan jenisnya. Maka jangan kaget nanti kalau dapat pasangan yang mencintainya karena ketampanannya atau kecantikannya, bukan karena hatinya. Setiap saat bercermin terus, itu saya tidak suka seperti teman saya itu. Dikit-dikit cek cermin begitu. Apa yang dibanggakan dari kecantikan yang suatu saat nanti akan pudar?
Dari sini, saya ingin mengajak pembaca untuk dapat membedakan mana cinta mana nafsu. Kalau cintamu belum waktunya, kau akan menjauhi, bukan justru mendekati lewat wa. Kau itu sisa terkena syahwatnya. Nah, itu bagian dari tipu muslihat wanita untuk merobohkan keimananmu. Bukannya wanita itu jerat-jerat setan? Setan tidak bisa goda kamu. Tapi wanita bisa loh menggoda kamu untuk jauh dari Allah. Coba baca buku berjudul wanita bertanya Islam menjawab, saya lupa siapa pengarangnya. Dikatakan bahwa wanita itu jerat-jerat setan. Setan memperalat wanita untuk menggoda laki-laki. Kapan itu terjadi? Ketika wanita asik bercermin, setan datang membisikkan bahwa si wanita itu cantik lah, manis lah, kemudian setan menyuruh, coba jilbabnya itu tidak usah diulurkan menutupi area dada. Terus seperti itu sampai si wanita itu terlena. Aslinya tidak cantik, tetapi setan membuatnya cantik tatkala wanita bercermin. Ingat, nabi Adam makan buah khuldi bukan ajakan atau godaan setan. Sebelumnya, Adam tidak pernah takluk tergoda oleh setan. Setan gagal akhirnya merayu Hawa untuk merayu Adam makan buah khuldi tersebut. Akhirnya Adam pun tergoda dan memakan buah tersebut. Bahaya perempuan ini, apalagi zaman sekarang. Di mana wanita dengan mudah post dirinya di sosial media. Hati-hati teman-teman.