Aku Tahu Kau Mencintainya
Aku tahu kau adalah orang yang baik, kau pun juga orang yang taat pada perintah dan larangan Allah. Sobat, aku tau kau jatuh cinta dengan dia.Tetapi kau tak berani ungkapkan sebab cintamu masih belum waktunya. Kau malu dan takut pada Allah jika cinta yang belum waktunya itu dapat menghalangimu mengingat nama Allah. Dan kau lebih memilih memendam perasaan itu sendirian di dalam keheningan. Tidak apa-apa sobat, ini adalah ujian perasaan dari Allah. Kau harus sabar menghadapinya. Aku yakin pasti kamu kuat.
Setiap saat entah kenapa kau ingin mengetahuinya. Kau ingin sesekali melihat elok wajahnya, tetapi kau takut. Kau lebih memilih menundukkan pandanganmu tatkala berbicara dengannya. Kau lebih menjauh darinya karena kau tak ingin larut dalam perasaan cinta yang belum waktunya. Sabar ya sobat, kau adalah laki-laki yang hebat. Aku mengakui itu.
Setiap malam kau pun memikirkannya. "Sedang apa dia?", "Dimana dia?" Rasa takut tiba-tiba menghantuimu. Kau takut dia dekat dengan laki-laki lain. Kau takut dia berpacaran dengan laki-laki lain. Sebenarnya kalau kau mau mendekati dia dari awal, kau bisa. Sebenarnya kalau kamu mau berpacaran dengan dia, kau juga bisa. Kau sebenarnya juga tahu bahwa dia juga ada perasaan denganmu. Tapi kau justru lebih memilih untuk menjauhinya. Menjauhi bukan karena tidak cinta, justru karena kau cinta kau menjauhinya. Dan kau mendekatinya dengan doa di sepertiga malam.
Waktu demi waktu telah berlalu, kau tahu lewat statusnya bahwa dia dekat dengan laki-laki lain. Dia post status chat dia dengan laki-laki. Isinya tidak mengandung kemesraan tetapi hal itu cukup membuatmu cemburu. Kau susah makan, asam lambung naik, kau pun susah tidur, dadamu panas dan sesak. Kau tersiksa selama beberapa hari. Kau sudah termakan api cemburu. Tetapi ketahuilah sobat, api cemburu itu lebih baik untukmu daripada kau dekat dan bercanda dengan wanita yang belum halal untukmu. Ini ujian dari Allah sobat. Sesungguhnya kau tidak boleh bersedih.
Ketika kau keluar rumah, kau tidak sengaja melihat wanita mirip dengannya sedang dibonceng oleh laki-laki lain. Hal itu membuatmu gelisah. "apa benar itu dia?" Tanyamu. Kau juga sebetulnya tidak tahu apakah itu benar-benar dia. Rasa tidak tahu ini membuatmu sakit hati. Kau sedih dalam kesendirian. Kau melamun dengan tatapan kosong mendongak ke awan tak berbintang. Kau berdoa "Ya Allah apa sebenarnya salahku? Sampai kau tega menyiksaku seperti ini. Maafkan aku ya Allah kalau aku sering sibuk memikirkannya dibanding memikirkan-Mu"
Hari demi hari kau lalui, rupanya kau masih menunggu kabar dia di status wa-nya. Tanpa disengaja lalu kau membuka status wa-nya, dan dia sedang berpacaran dengan laki-laki lain. Momen kemesraan dia diabadikan dalam bentuk foto dan dipost di status wa. Tentu, itu bukanlah pemandangan yang enak bagimu. Seseorang yang kau cintai rupanya tengah menjalin hubungan yang tidak halal dengan laki-laki lain. Hatimu hancur, remuk, tersayat, dan sebagainya. Pikiranmu kacau tak karuan. Kau jadi kembali tidak enak makan setelah melihat status tersebut. Pilihan yang sulit bagimu memang. Tidak mengetahui atau mengetahui fakta, merupakan dua hal yang sama-sama menyakitkanmu. Sekarang kau tahu bahwa faktanya dia sudah berpacaran dengan laki-laki lain. Memang begitu sobat dunia percintaan sekarang. Kau lambat, kau kalah. Tetapi kau lambat karena memiliki alasan yang baik. Yaitu kau tidak ingin menodai kesucian cintamu dengan jalan berpacaran. Kedua kau juga tidak ingin kalah dengan nafsumu. Ketiga kau tidak ingin menghancurkan kehormatan wanita yang kau cintai. Terakhir kau takut kepada Allah.
Jalan satu-satunya yang harus kau lakukan adalah dengan mengikhlaskan dia yang kau cinta tersebut. Memang tidak mudah aku tahu. Tetapi kau harus bergerak ke depan dan melanjutkan petualanganmu. Jangan terjebak di dalam lingkaran itu terus. Rupanya bukan dia orangnya sobat. Kau harus sabar ya. Lupakan saja dia, sudah jadi barang bekas saja kok. Kau pantas mendapatkan yang ori sobat sebab kau tidak pernah berpacaran sama sekali. Sudahlah, jodoh itu sudah ada garisnya. Lupakan dia, ikhlaskan dia, kau pasti bisa aku yakin.