Takluknya Singa di Tangan Semut

       Kemarin, saya melihat foto kemesraan bersama pacar yang dipamerkan teman saya di status wa. Saya tidak terkejut, karena sebelumnya dia sering posting status yang isinya kemesraan bersama pacarnya. Saya kecewa saja dengan dia sebab dulu dia termasuk orang yang menentang pacaran. Dia sama sekali belum pernah pacaran loh. Ini adalah pertama kalinya dia pacaran. Kedua, saya kecewa karena dia pernah saya lihat mulai berani melepas hijabnya di status wa-nya. Saya kecewa kalau orang seperti dia saja bisa pacaran, bagaimana dengan makhluk hidup yang lain begitu loh? 
       Rasa kekecewaan ini terus terngiang-ngiang dalam diri saya. Kok bisa dia takluk seperti itu. Padahal menurut ilmu laduni yang saya peroleh, orang gak pernah pacaran itu susah ditaklukkan. Justru yang berusaha menaklukkan itu akan sakit hati terus-menerus dibuatnya, sedangkan dia yang tidak pernah pacaran tersebut tidak tahu kalau tindakannya menyakiti hati seseorang yang berusaha menaklukkannya. Bingung saya, apa benar ilmu laduni yang saya peroleh ini ya? Soalnya harus saya pertanggungjawabkan ini. 
       Kalau teman saya yang gak pernah pacaran sama sekali saja bisa ditaklukkan begitu saja, lantas bagaimana dengan saya? Sedang saya tahu sendiri bahwa banyak wanita-wanita yang berusaha menaklukkan saya. Mulai dari kalangan murid dan teman saya sendiri. Loh jangan salah, banyak murid saya yang duduk di bangku sekolah dasar itu memiliki perasaan pada saya. Baru-baru ini, teman kuliah PPG saya yang mulai genit dan kode-kode terhadap saya. Kan kelihatan sekali begitu kalau mereka memiliki perasaan. Saya takut lengah dan takluk seperti teman saya. Kalau saya takluk apa gunanya saya menulis semua ini? Semoga Allah melindungi saya dari tipu daya wanita, dari nafsu syahwat yang buas. 
       Saya jadi kembali bertanya, siapa ya makhluk hidup selain saya yang belum pernah pacaran? Siapa lagi yang harus saya percaya? Teman saya ini, dia dulu pernah mau nulis buku bersama saya. Judulnya adalah partisi asmaraloka. Isinya itu tentang apa itu cinta, wanita, dan bagaimana mengimplementasikan cinta yang benar menurut agama. Saya juga masih ingat dia mendeklarasikan bahwa dia tetap terus berjuang di jalan ini. Dia ingin menjaga kesucian dan kehormatannya. Dia tidak ingin berpacaran dulu katanya. Dia hanya mau pacaran nanti setelah nikah bersama pasangan halalnya, saya masih ingat. Tetapi sekarang pernyataan dia basi sudah. Kini saya rubah saja judul bukunya menjadi takluknya singa di tangan semut. 
       
      
        
       
   

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?