Apanya Yang Introvert?
Manusia sekarang gampang sekali berkata bahwa dirinya Introvert. Hanya karena dirinya diam dan pemalu saja, dia mudah mengatakan dirinya Introvert. Realistis saja, mereka pencitraan saja itu supaya disebut baik. Mereka juga mudah menilai orang lain Introvert. Saya ini oleh teman saya dinilai Introvert. Maksud saya, kok mudah sekali begitu berkata Introvert. Indikatornya apa? Mereka saja tidak tahu apa yang dimaksud Introvert. Asal ada anak pendiam, mereka sebut Introvert. Ya kan gak seperti itu.
Orang Introvert umumnya dikenal dengan orang yang tidak banyak bicara. Karena itu semua orang beranggapan bahwa orang Introvert ini adalah orang yang baik akhlaknya, pandai, dst. Hampir semua sifat baik ada pada dirinya. Sebaliknya ekstrovert dikenal sebagai orang yang gemar berbicara, nggak ada akhlak, bodoh, dst. Kan tidak seperti itu cara penilaian kita. Menilai orang ini Introvert atau ekstrovert tidak cukup satu sampai lima kali lihat. Bisa saja mereka diam karena ya biasanya sih caper ke lawan jenisnya. Biar lawan jenisnya mau mendekati dia. Atau bisa karena gengsi. Sudahlah ngaku saja.
Yang saya benci adalah orang dengan mudah menilai oh si A ini Introvert, B ekstrovert, C ambivert. Kalau A ini diam, B banyak bicara, C bisa diam bisa banyak bicara. Indikator yang mereka pakai hanya itu. Ini kan lucu. Masih kenal sebentar saja sudah mudah bilang seseorang Introvert. Ditanya artinya Introvert pasti gak ngerti mereka.
Pernah saya temui salah satu teman saya berkata "jiwa Introvertku meronta-ronta." Pas KMD salah satu teman saya berkata "gak bisa bayangin aku yang Introvert ini gabung siaga." Apanya yang Introvert katanya dia itu. Dia itu gak Introvert, dia itu hanya ingin dikenal baik maka berkata bahwa dirinya Introvert. Ini sangat lucu menurut saya. Loh orang Introvert itu diamnya lain pun juga tidak pernah sadar kalau dirinya Introvert. Introvert juga suka menyendiri dan tidak mudah bergaul. Setelah saya perhatikan dia ini omong kosong saja mengaku dirinya Introvert. Karena dia memang dari awal suka dengan kepribadian orang Introvert. Hanya saja, dia kurang membaca dan akhirnya mengintrovertkan dirinya sendiri.
Saya itu gak mau tahu tentang kepribadian Introvert, ambivert apa lah. Sampai sekarang saya tidak tahu kepribadian saya apa. Namun orang mengenal saya ini Introvert. Indikatornya karena saya suka diam. Loh saya diam itu karena memang saya gak pernah cocok dengan manusia di sekitar saya. Mereka suka ada karena ada butuhnya saja. Pun suka juga memanfaatkan saya. Setelah saya memberikan yang terbaik dan menolong mereka, justru upah yang saya dapatkan adalah keangkuhan dari mereka. Mereka itu menginjak harga diri saya. Makanya saya gak mau bicara sama mereka. Saya Introvert kalau begitu? Ya kan nggak juga.
Saya pernah menemui murid saya, namanya Anisa. Saya mulai mengajar dia saat dia kelas 4 SD. Memang saya perhatikan dirinya ini pendiam. Pendiam asli itu, bukan dibuat-buat seperti teman-teman saya. Dia naik ke kelas 5 sampai kelas 6, tidak lepas dari pantauan saya. Dan memang anaknya pendiam. Bahkan dari kelas 1 dia seperti itu. Dia memiliki kepribadian menutup diri, pendiam, tidak pernah sosialisasi, yang lain istirahat, dia tetap berada di kelas. Dia tidak suka keramaian, dia tidak pernah saya lihat tersenyum atau pun tertawa. Dia tidak pernah membuka pembicaraan. Dia anti sosial begitu dan masih banyak lagi. Tapi menurut pendapat adik kandungnya bernama Arkan. Anisa di rumahnya ini ya suka bercanda dan ngobrol bareng. Hanya saja dia membatasi aktifitas dalam bermain ponsel. Dia itu tidak pernah wa teman-teman sekelasnya. Dan teman-temannya pun tidak marah dan memaklumi itu. Ya memang Anisa seperti itu orangnya. Saya tanya ke guru kelasnya, beliau berkata "tapi Anisa nyaman seperti itu pak." Ini baru Introvert. Saya perhatikan Anisa juga tidak punya teman ini. Diam terus anaknya. Di kelas sampai sekarang mengenakan masker, padahal sudah tidak covid 19. Introvert itu tidak mudah membuka diri dengan orang baru. Nah, Anisa ini contoh Introvert. Di rumah juga gak pernah keluar kata adiknya itu. Di kelas, setiap ada presentasi atau apa, ya diam ini. Disuruh membaca pelan suaranya. Tapi anaknya ini pintar saya lihat.
Kalau teman saya itu bukan Introvert. Gayanya saja itu diam supaya dicap anak baik-baik. Supaya apa saya juga tidak tahu. Mungkin menarik lawan jenisnya. Saya pernah lihat status wa murid saya yang SMA. Dia chat dengan pacarnya, kemudian di screenshot dan ditaruh di status wa. Isinya pacarnya itu memberikan tips untuk para laki-laki agar mudah mendapatkan pacar yaitu dengan cara menjadi pendiam. Diam saja begitu, jadi anak dingin dan cool. Haduh taiii lah begitu dalam hati saya. Bikin bingung psikolog saja kalau seperti itu. Ya tergantung pada motif seseorang mengapa dirinya memilih diam begitu. Kalau saya diam karena memang gak pernah cocok dengan teman-teman saya. Boleh dikatakan aslinya saya ini tidak pendiam begitu. Namun saya memilih diam karena diam itu adab dan memiliki banyak kelebihan untuk saya. Bukan lantas saya bisa disebut Introvert ya bukan. Saya itu gak pernah tahu saya itu masuk kepribadian yang mana. Dan saya tidak pernah mengaku-ngaku bahwa saya ini Introvert lah apa lah seperti kebanyakan teman saya. Walaupun sikap saya ini kalau dilihat mencerminkan sosok Introvert.
Saya nggak tahu mau nulis apa lagi di sini. Saya hanya ingin mengajak pembaca saja agar tidak mudah menilai oh orang ini ekstrovert dan orang itu Introvert. Mereka itu pura-pura Introvert saja kalau pembaca jeli. Beda dengan Anisa murid saya. Kalau dia itu memang diam dan gak pernah sosialisasi dengan teman sekelasnya. Teman kelasnya tidak marah atau membuly dia untungnya. Di balik diamnya, dia juga anak yang rajin dan pandai. Di selalu menyimak penjelasan guru dengan baik. Teman saya mengaku dirinya Introvert ini lucu. Karena dia memang diam di kelas bukan secara psikis alaminya, melainkan karena tidak paham materi pembelajaran. Setiap ada diskusi, dia tidak berkontribusi. Dia takut dibilang bodoh makanya diam. Setelah saya amati, rupanya diamnya dia ada alasan. Salah satunya ingin dikenal baik. Pesan saya, hati-hati dalam menilai seseorang.