Sulitnya Menjaga Air Wudhu

       Menjaga air wudhu merupakan hobi saya. Kenapa? Karena tidak semua orang bisa melakukan itu. Sulit sekali jaga air wudhu ini, benar-benar sulit. Saya niat menjaga wudhu, sampai di tempat kerja ada saja yang nggak sengaja pegang saya. Saya katakan "maaf Bu saya punya wudhu." Kadang, namanya orang lupa ya, tetap saja saya dipegang. Sulit sekali begitu menjaga wudhu ini, saya sudah merasakan soalnya. 
      Setiap datang ke sekolah tempat kerja saya dulu, saya selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat Dhuha. Itu saya lakukan secara rutin bahkan sampai sekarang saya mengikuti PPG ini. Setelah itu biasanya saya berdiri di dekat gerbang pintu masuk sekolah tempat saya mengajar dulu, untuk menyambut kedatangan anak-anak. Betul itu, walaupun bukan jadwal piket saya, tetapi saya aktif berdiri di dekat gerbang pintu masuk sekolah. Datang murid-murid saya kemudian, salim kepada saya kan, ya batal akhirnya wudhunya. Walaupun ada beberapa ulama mengatakan tidak batal, asal tidak ada syahwat. Tapi saya pengikut mazhab Syafi'i, ya saya akhirnya meyakini batal saja. Setelah bel masuk, ya saya wudhu lagi. Saya orangnya nggak enakan mau menolak salim dengan murid dan rekan sesama guru. Kesannya dipandang tidak baik saja begitu, menurut saya. Karena murid dan rekan guru saya pegang tangan saya tujuannya ya karena salaman itu  saja. Nggak ada maksud lain. Dan itu menurut saya merupakan budaya. Jujur saya merasa sungkan saja begitu menolak untuk berjabat tangan dengan murid saya. Saya hanya berani menolak berjabat tangan dengan rekan sejawat dan wanita yang belum saya kenal.
      Di tempat PPL sekarang, ada teman dulu nggak sengaja pegang saya. Awalnya saya diam. Saya gak bilang "maaf mbak saya punya wudhu." Saya biarin saja lah tidak apa-apa, tidak sengaja. Semakin hari kok saya dipegang terus begitu. Mana ada gak sengaja pegang saya berkali-kali? Kadang tangan saya ditabok begitu. Ya akhirnya saya bilang ke teman saya bahwa saya punya wudhu. Itu pun kadang masih dipegang. Wudhu lagi akhirnya saya. Sebenarnya saya sedikit malu ya mau bilang kalau saya punya wudhu. Kesannya nanti itu saya dipandang orang alim, saya gak mau karena saya sadar saya ini penuh dosa. Kalau saya bandingkan dengan teman MAN dan UIN dulu, mereka itu tahu batasan dalam berteman. Walaupun saat itu saya gak pegang wudhu, nggak ada teman saya yang sengaja atau tidak sengaja pegang saya. Karena mereka paham betul tata cara bergaul dalam agama. Kalau teman saya pas PPL PPG ini, aduh nggak tahu saya sudah mau ngomong apa. Ada yang secara sadar pegang saya (colek saya empat sampai lima kali), namun saya yang dituduh megang dia di hadapan teman-teman saya yang lain. Ya nggak terima saya lah, bulan puasa saya difitnah, setan itu. 
      Saya memang punya target dalam hidup ini yakni saya tidak ingin lepas dari wudhu. Saya ingin 24 jam dalam keadaan memiliki wudhu. Misalnya saya mau buang air kecil atau besar, setelah itu saya wajib wudhu. Saya dipegang atau salim kepada guru senior yang lebih tua dari saya, setelah itu saya ambil wudhu lagi. Terus seperti itu, dan itu tidak mudah. Saya sampai pernah sedih dan hampir nangis "Ya Allah susah sekali menjaga wudhu ini." Tapi saya tidak patah semangat, saya terus mencoba dan mencoba. Dalam hati saya berdoa "Ya Allah jadikanlah hamba pribadi yang senantiasa mampu menjaga wudhu." 
      Kalau boleh cerita sedikit ya, kenapa saya itu tertarik untuk menjaga wudhu. Dulu pas Mts tepatnya tahun 2012, saya punya teman, namanya Abdul Muis. Dia menasehati saya "jangan sampai hilang wudhunya luh? Air wudhu itu ajaib soalnya." Dia bilang begitu kepada saya, saat kami selesai melaksanakan sholat Dhuha. Muis pun saya lihat anaknya rajin menjaga wudhu begitu. Nah, di sini saya punya saingan lah katakan lah seperti itu, tapi saingan dalam hal positif. Saat saya mondok di pondok yang sama dengan Muis tahun 2016, dia kembali menasehati saya perihal tetap menjaga wudhu itu tadi. Ya saya bilang lah "oke is terima kasih." Walaupun saat itu saya nggak rajin jaga wudhu. Kini saya mencoba untuk memulai dari awal lagi, Alhamdulillah berjalan dan semoga bisa Istiqomah begitu. Aamiin
      Sulitnya menjaga wudhu itu tatkala saya buang angin begitu. Karena ada beberapa momen yang saya itu tidak bisa mengontrol buang angin. Dalam kurun waktu lima menit, itu saya ada buang angin berkali-kali. Itu kan wudhunya juga harus berkali-kali. Nggak mudah begitu bagi saya. Kadang pernah terlintas dalam benak saya "oh gak usah wudhu sudah wes. Orang saya ada di dalam rumah kok." Kalau keluar rumah, saya biasakan untuk berwudhu. Wajib itu, karena saya percaya wudhu dapat melindungi saya dari perbuatan yang dilarang oleh Allah. 
       Ada beberapa manfaat yang saya tahu ketika kita rajin menjaga wudhu. Mengutip dari https://allathif.sch.id/artikel/5-keutamaan-menjaga-wudhu-cahaya-di-dunia-dan-akhirat bahwa manfaat wudhu yang pertama adalah mendapatkan setengah iman, dosa-dosa diampuni oleh Allah SWT, menjadikan diri sebagai ahli iman, bercahaya ketika hari kiamat, diberi balasan surga. Banyak sekali ternyata manfaatnya ya. Kalau saya ya terus terang menjaga wudhu karena ingin mencari perlindungan Allah. Sebab hidup di zaman sekarang ini banyak sekali godaannya. Godaan perempuan itu yang paling dahsyat. Jujur saya takut sekali. Berangkat ke tempat kerja atau tempat PPL nangis saya. Banyak sekali di jalan saya temui wanita memakai jilbab tapi tidak tahu cara memakainya yang benar. Syahwat wanita ada di mana-mana seperti itu. Di sosial media pun banyak wanita yang mempertontonkan elok wajahnya. Untuk itu, jujur saya menjaga wudhu karena ingin dilindungi oleh Allah. Jaga sholat saja kurang cukup menurut saya, saya perlu jaga wudhu saya, kalau perlu 24 jam seperti itu. Semoga pembaca dapat memetik hikmah atau pelajaran di sini. Ayo mulai dari sekarang biasakan menjaga wudhu. 
       
      

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?