Ujian UKPPG dalam Keadaan Sakit: Tidak Diperkenankan Mengenakan Jaket di dalam Ruangan ber-AC

       Tadi, saya mengikuti Ujian Kompetensi Pendidikan Profesi Guru (UKPPG) di FKIP Universitas Jember. Alhamdulillah ujian tersebut berjalan lancar dan khidmat. Namun, ada suatu kejadian yang penulis catat di sini, yaitu penulis yang saat itu dalam keadaan sakit, oleh salah satu pengawas (civitas akademik kampus) tidak diperkenankan mengenakan jaket di dalam ruangan. Jujur, penulis merasa bingung saat mendengar alasan kenapa penulis tidak diperbolehkan untuk mengenakan jaket di dalam ruangan tersebut. 
       Sebelum menuju ruang komputer, seluruh peserta UKPPG dikumpulkan dalam suatu ruangan oleh pengawas ujian yang bertanggung jawab. Nah, di sini kami mengisi lembar presensi, diberikan instruksi, arahan, dan segala macam sebelum menjalani ujian. Sekitar pukul 13:45, pengawas memperkenankan kami semua untuk masuk ke dalam ruang ujian. Koreksi kalau salah, di situ kami hanya diperkenankan membawa kartu ujian dan bulpoin saja, selebihnya tidak diperkenankan. Saya yang saat itu sedang sakit bertanya kepada pengawas ujian "mohon maaf Bu, saya sedang dalam keadaan tidak enak badan. Apakah boleh saya menuju ruangan mengenakan jaket dan membawa sebotol air mineral, mengingat ruangannya ber-AC." Beliau menjawab "lebih baik jangan, lebih baik ditinggalkan di sini saja barang-barangnya, takutnya terjadi apa-apa." 
      Jujur mendengar jawaban yang demikian membuat saya bertanya-tanya. Saya garis bawahi kalimat "takutnya terjadi apa-apa." Apa yang ditakutkan oleh beliau begitu? Memang seberbahaya apa jika seseorang mengenakan jaket di dalam ruangan? Apa iya kalau saya mengenakan jaket, seluruh peserta tidak lulus ujiannya, kan tidak begitu. Itu baru jaket loh sudah dilarang, apalagi kostum barongsai, kan gitu? Lagipula, saya izin mengenakan jaket di dalam ruangan ujian dengan sopan dan tentu ada alasan yang jelas. Alasannya adalah saya sedang dalam keadaan sakit. Seandainya saya tidak sakit, nggak akan saya kenakan jaket tersebut. Justru jika saya tidak mengenakan jaket itu yang takut terjadi apa-apa. Akhirnya saya menuruti kata beliau sambil berkata dalam hati "beliau pasti sedang lelah ini. Tidak apa-apa sudah saya lepas jaket saya. Saya pasti kuat."
        Begitu memasuki ruangan komputer, ternyata benar ruangannya dingin sekali. Saya coba tahan saja sambil mendengarkan instruksi dari pengawas ruangan. Tetapi jujur ya sekuat apapun saya menahan, saya masih tidak kuat. Mohon maaf, memang saya pada dasarnya tidak kuat dengan AC, apalagi dalam keadaan sakit. Karena sudah tidak tahan, saya keluar ruangan menuju ruangan sebelumnya di mana barang-barang saya diletakkan. Di dalam ruangan itu, saya ambil jaket saya. Saya keluar ruangan memang sengaja tidak izin dulu ke pengawas ruangan. Saya rasa percuma ya izin ke bedebah besar seperti mereka. 
        Menuju ruangan ujian, saya dalam keadaan mengenakan jaket. Di dalam ruangan tersebut saya merasa lebih nyaman rupanya mengenakan jaket di banding sebelumnya. Tetap merasa kedinginan iya, tetapi lebih nyaman dan saya bisa menahannya. Tatkala ujian akan berlangsung, saya kembali ingat dengan botol air minum saya. Karena di dalamnya terdapat doa dari ibu saya. Saat itu saya lupa tidak meminumnya. Dan botol air minum saya ada di ruangan sebelumnya. Hal itu membuat saya terpaksa dua kali keluar dari ruang ujian. Saya kemudian menuju ruangan sebelumnya untuk mengambil botol air tersebut. Dan lagi-lagi saya keluar tanpa izin ke pengawas ruangannya. Ya langsung nyelonong gitu saja. Izin pun pasti tidak diperbolehkan oleh bedebah itu. Walaupun izinnya sudah baik-baik. 
      Di dalam ruang ujian, saya perhatikan ada tiga atau empat pengawas ruangan. Beliau semua bertindak sebagai operator dan memeriksa kehadiran peserta. Selain itu, beliau juga bertugas untuk membantu mahasiswa yang komputernya mengalami gangguan. Dan dari saya mulai hingga menyelesaikan ujian berbasis komputer tersebut, saya tidak ditegur atau dimarahi ini oleh pengawas ujiannya ketika mengenakan jaket. Saya juga tidak ditegur saat minum di dalam ruangan. Seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa begitu. Dalam hati saya "oh tahu begitu saya kenakan saja jaket saya dari awal." Tentu saya di sini merasa kasihan dengan peserta ujian yang lain, barangkali tidak kuat dengan AC, tetapi dilarang untuk mengenakan jaket. Atau mungkin ada juga peserta yang kehausan atau apa tetapi tidak diperbolehkan membawa air. 
      Dari serangkaian cerita di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa salah satu pengawas ruangan yang tidak membolehkan saya memakai jaket di dalam ruangan, barangkali dalam keadaan lelah. Sehingga emosi dan daya otak dalam mencerna informasi menurun. Buktinya, di dalam ruangan ujian, saya bertemu dengan beliau dalam keadaan mengenakan jaket, beliau tidak kembali melarang untuk kedua kalinya ini. Santai-santai saja ini beliau melihat saya mengenakan jaket. Terima kasih 
     

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?