Agus Buntung Sang Predator
Jagat maya kembali dihebohkan kembali dengan kasus Agus Buntung. Dia disinyalir melakukan sebuah pelecehan seksual terhadap wanita. Awal mengetahui itu, banyak netizen yang ragu dan tidak percaya dengan peristiwa tersebut. Bagaimana mungkin seorang Agus yang mohon maaf tidak memiliki kedua tangan dapat melakukan tindak pelecehan seksual? Sungguh di luar nalar begitu.
Dari waktu ke waktu, peristiwa ini mulai memperoleh titik terang. Salah satu petunjuknya adalah munculnya video rekaman Agus dalam memperdaya korbannya. Bukan hanya satu, laporan terkini ada 17 korban Agus. Bagi saya ini bukanlah angka yang sedikit. Saya yakin korbannya lebih dari itu, namun hanya 17 orang yang baru melapor.
Banyak media yang mengatakan bahwa Agus menggunakan hipnotis atau gendam dalam memperdaya korbannya. Pikir saya "kok bisa?" Bagaimana mungkin seorang Agus melakukan gendam tanpa kedua tangannya? Sedangkan yang saya tahu, gendam itu perlu kontak fisik sebagai perantaranya seperti menepuk bahu korban misalnya. Tetapi dari sekian banyak pendapat media yang beredar, saya lebih setuju pada pendapat pesulap merah.
Menurut pesulap merah, apa yang dilakukan Agus bukanlah hipnotis, santet, atau gendam. Agus hanya memainkan kata-kata saja untuk mempengaruhi pikiran korban. Di sini juga, mohon maaf keadaan fisik Agus turut mempengaruhi bagaimana korban berpikir dan mengambil tindakan kemudian. Akan saya tuliskan langkah-langkah Agus dalam memperdaya korbannya sebagaimana yang disampaikan oleh pesulap merah. Kalau tertarik dan ingin tahu lebih jelasnya sendiri, pembaca bisa lihat di YouTube pesulap merah.
Awal mulanya Agus mendekati korban dan lalu berkata "kak aku ini pantas hidup gak sih menurut kakak?, Aku ini pantas dicintai gak sih kak?, Kenapa orang seperti aku ini selalu disakiti dan dikhianati ya kak? Rasanya aku pingin bunuh diri dan menghilang saja dari dunia ini" Nah, kata-kata tersebut ditujukan agar Agus mendapatkan empati dari korbannya. Di sini, kita tahu bahwa dalam menyikapi persoalan atau situasi apa pun, perempuan selalu menggunakan perasaan, betul atau tidak? Saat korban mulai berempati padanya, nah Agus di sini mulai memainkan kata-kata. Korban di sini masih 50% percaya dan 50% tidak. Wajar, karena korban tidak kenal Agus. Dalam istilah ilmu komunikasi, ini dinamakan dengan barnum effect.
Dalam memainkan kata-kata, Agus sangat cerdik dalam memblock pikiran lawan untuk tidak berpikir negatif padanya. Di sini juga, dari hasil mendengarkan rekaman Agus dalam mengelabui korbannya, Agus sangat pandai membuat perkataannya memiliki power dan diterima dengan mudah begitu saja oleh korban. Sehingga di sini terlihat korban menjadi pendengar aktif begitu. Sedangkan Agus sendiri banyak memberikan ceramah dan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menjebak korban. Salah satunya adalah dengan memberikan pertanyaan " sakit banget kak aku disakitin oleh cewe. Ngomong-ngomong kakak pernah ga disakitin cowok?" Nah ketika si korban menjawab "pernah". Di situ Agus mulai untuk mencari-cari kelemahan korban dengan membuka aib-aibnya satu persatu. Si korban yang sudah terlanjur percaya pada Agus, bahwa dia mendekatinya tidak ada maksud macam-macam, si korban menjawab dengan jujur apa yang ditanyakan oleh Agus, walaupun itu menyangkut privasi korban. Korban sudah mulai tertipu dengan kelemahlembutannya Agus.
Setelah mengetahui aib-aib korban, Agus menggunakan itu sebagai senjata barunya dalam memperdaya korban. Agus mulai mengeluarkan kata-kata seperti; "kalau aku lihat dari aura kakak, kakak ini sebenarnya takdirnya sudah jadi kaya raya, namun karena aib-aib yang diceritakan kakak barusan itu, menghalangi kakak untuk menjadi kaya dan beruntung. Kakak kalau ingin bersih dari dosa-dosa itu dan menjadi kaya harus ritual mandi bersih dulu kak. Tenang kak, kalau kakak tidak bisa caranya, biar aku bantu. Aku tidak akan berbuat macam-macam dengan keadaanku yang seperti ini. Aku hanya mau bantu kakak saja. Kakak percaya kan sama aku. Masa orang seperti aku mau berbuat tindak asusila sih. Nanti kalau kakak takut, biar kakak mandi saja di dalam. Aku ngajarin kakak dari luar pintu kamar mandi saja." Kira-kira seperti itu ringkasan permainan kata Agus. Hanya saja di sini saya berusaha meringkasnya dengan sederhana dan menggunakan kata-kata saya sendiri. Tetapi intinya tidak jauh dari situ. Di mana Agus menjadikan aib korban sebagai kelemahannya, sehingga daripada itu, Agus dapat membawa korbannya menuju ke sebuah penginapan berdua. Pintarnya si Agus di sini ialah, ketika ekspresi korban terlihat ragu, dia berusaha untuk meyakinkan korban bahwa dia tidak akan berbuat macam-macam ketika berada di dalam penginapan dengan cara memblock pikiran korban seperti mengeluarkan kata-kata "tenang kak, aku tidak akan macam-macam. Kakak lihat sendiri kondisiku seperti ini. Mana mungkin aku bisa macam-macam? Kakak jangan pikir aku ini seperti cowok-cowok lain yang merusak kakak seenaknya. Aku beda loh kak, aku hanya niat bantu kakak." Nah di samping itu, Agus juga memberi bumbu bahwa dia ini bisa melihat dan tahu masalah yang dihadapi korban. Sebelas dua belas bersikap seperti paranormal lah.
Tatkala korban termakan hasutan Agus, korban bersamanya pergi ke sebuah penginapan. Di dalam, korban mandi di dalam kamar mandi, dan Agus menunggu di luar. Di sini, Agus menyembunyikan kunci kamar menggunakan mulut atau dengan kakinya. Korban tidak tahu itu karena berada di dalam kamar mandi. Di luar Agus sambil memberi instruksi atau arahan cara mandi bersih agar bersih dari dosa-dosa. Di sini saya tidak tahu arahan mandi bersih yang dimaksud detilnya seperti apa. Hanya korban dan Agus yang tahu. Setelah korban selesai mandi bersih, korban yang mau keluar kamar bingung karena kunci kamar hilang. Nah, di sini Agus mulai membuka kedok aslinya. Agus berkata "kuncinya ada sama aku kak. Hanya aku yang tahu di mana kuncinya. Kalau kakak pingin keluar dari sini, kakak harus layani aku dulu (berhubungan intim)." Jelas di sini korban tidak mau. Ketika korban berteriak, Agus memberikan ancaman seperti "kak, kalau kakak teriak terus orang-orang pada masuk ke dalam, bisa-bisa kakak nanti dinikahin sama aku loh. Emang kakak mau punya suami kayak aku?" Nah, diberi ancaman seperti itu korban sudah tidak mau berteriak. Ketika korban berniat untuk teriak lagi misalnya, nanti akan ada ancaman baru lagi dari Agus "kak kalau kakak teriak, terus orang tahu kita berdua dalam kamar, bisa-bisa kakak loh yang jadi tersangkanya. Emang kakak mau dipenjara?" Di sini Agus sangat pandai dalam memainkan pikiran korban sehingga korban takluk dan mengikuti semua perkataannya. Nah, sebagaimana disampaikan oleh pesulap merah, kelemahan perempuan itu pada pendengaran. Perempuan tidak berpikir panjang lagi asal tahu ada orang baik yang hendak menolong dia begitu. Coba pikir, sampai korban bisa mau diajak berdua ke penginapan seperti itu. Padahal Agus berbuat baik di awal seperti itu agar korban mau mengikuti seluruh tipu dayanya. Kalau Agus dari awal bersikap keji atau tidak baik, ya jelas kemungkinannya korban tidak akan mau diajak di penginapan berdua seperti itu.
Nah, di sini saya berusaha mencari tahu modus yang dirancang oleh Agus itu terinspirasi oleh siapa dan didapat dari mana begitu. Apa nyari di internet atau diberitahu sesepuhnya saya tidak tahu. Kok pintar sekali begitu loh dalam merancang rencana seperti itu. Siapa yang mengajari dia berbuat begitu. Otodidak berarti Agus ini dalam menjalankan aksinya. Maaf, kalau menurut penilaian saya, tidak mungkin seorang Agus menjalankan aksi bejatnya tanpa terinsipirasi dan terpengaruh oleh sesuatu. Pasti ada yang melatarbelakangi dan mempengaruhi dia berbuat demikian itu. Saya curiga Agus terinspirasi oleh film berjudul Madrid 1987. Pembaca bisa menontonnya sendiri. Saya sarankan pembaca yang menonton berada di usia 18+ karena film ini untuk orang dewasa begitu. Tapi itu hanya spekulasi saya saja. Benar atau tidaknya saya tidak tahu.
Di balik kekurangannya, Agus tetaplah manusia. Dan manusia memiliki akal dan nafsu. Sama halnya dengan Agus, dia juga memiliki nafsu yang sama seperti manusia pada umumnya. Saya kira apa yang dilakukan Agus tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki normal lainnya dalam memikat hati lawan jenisnya. Cuma modus, triks, dan step by stepnya saja yang berbeda. Semoga dari kasus ini, ada pelajaran yang dapat kita ambil. Sekian terima kasih