Buntut Kasus Gus M Menghina Bapak Penjual Es Teh : Lauk Segar Bagi Media dan Orang yang Mau Numpang Tenar Gratis

      Setelah kasus pengusaha meminta seorang siswa sujud dan menggonggong, jagat maya kembali dihebohkan dengan viralnya kasus Gus M yang merendahkan seorang penjual es teh. Peristiwa tersebut memicu amarah para netizen karena Gus M melontarkan kata-kata tidak pantas terhadap penjual es teh tersebut di depan umum. "es teh mu sudah laku tidak? ya sana dijual goblok." begitu lah kata-kata tak pantas itu terlontar dari mulut Gus M.
     Viralnya kasus Gus M tersebut membuatnya menjadi lauk segar bagi para media di Indonesia. Banyak media sosial rame-rame membuat animasi penjual es teh lengkap dengan kata-kata menyentuh hati di bawahnya. Tidak hanya di media sosial saja, banyak stasiun televisi nasional yang turut mengangkat viralnya kasus Gus M tersebut. Benar-benar sudah menjadi lauk segar kasus ini. 
      Siang malam kasus tersebut viral di mana-mana. Buka YouTube, muncul berita yang menyiarkan kasus tersebut. Buka Instagram muncul kasus tersebut. Buka TV muncul kembali kasus tersebut. Viral sekali kasus tersebut. Mohon maaf seperti tidak ada berita lain yang diangkat begitu. Di mana-mana ada media yang menyebarkan kasus tersebut. Mohon maaf, status WA teman-teman saya isinya ya tentang kasus tersebut. Saya berpikir hebat sekali media ini. Mereka bisa membedakan mana lauk segar dan mana lauk basi. Sehingga dari menyajikan lauk segar itu, media mereka kebanjiran komentar dari netizen. 
      Sebagai orang yang terdidik, kita musti jeli dalam menyikapi kasus ini. Jangan sampai kita digiring dan dibuat emosi oleh media-media. Media Indonesia seperti yang kita tahu sangat pandai dalam memancing amarah publik. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk mendapatkan banyak komentar dan view dari netizen. Oleh karena itu di sini, saya tekankan masyarakat untuk lebih jeli dan bijak lagi dalam menggunakan media sosial. Kan yang menyulut emosi netizen adalah media. Nah, netizen yang sudah tersulut emosinya, mau sebaik apa atau klarifikasi apa pun Gus M ya tetap tidak diterima. Marah boleh tetapi kepala tetap harus dingin. Karena yang diuntungkan di sini adalah media seperti itu. Bayangkan saja, ada berapa banyak peristiwa yang terjadi di Indonesia, namun yang ditampilkan hanya peristiwa Gus M itu saja toh. Karena media tahu bahwa peristiwa tersebut adalah lauk segar seperti itu. 
      Lauk segar ini rupanya tercium di kalangan konten kreator. Banyak dari mereka datang ke rumah bapak penjual es teh untuk memberi bantuan. Itu bagus dan saya dukung. Tapi herannya, banyak konten kreator yang tidak tulus dalam membantu. Penghinaan yang dialami oleh bapak penjual es teh rupanya dijadikan tempat untuk numpang tenar. Mereka memberi uang puluhan juta kemudian difoto, ditaruh di media sosial milik mereka. Wilie Salim contohnya, dia foto bersama bapak penjual es teh sambil memberikan uang sebesar seratus juta. Kita bisa lihat sendiri berapa banyak komentar di akun media sosial miliknya. Saya khawatir perbuatan ini termasuk ke dalam sum'ah yakni berbuat baik demi mendapatkan pujian dari orang lain. Atau bisa menjadi perbuatan riya' juga yakni pamer atas kebaikan yang dilakukan kepada banyak orang. 
     Rupanya banyak juga kalangan artis yang membantu bapak penjual es teh. Mereka mendatangi langsung kediaman bapak tersebut sembari memberikan uang. Bagi saya, mereka berempati dan membatu beliau itu bagus, saya setuju bahkan. Hanya saja yang mengganggu pikiran saya ialah tolong niat membantunya jangan dijadikan konten begitu. Lagipula untuk apa? Allah tahu mana orang yang benar ikhlas membantu dan mana yang tidak. Bantu ya bantu saja sembunyi-sembunyi begitu tanpa diliput oleh media. Bukannya begitu yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW? Kenapa begitu harus haus validasi. 
      Dari kasus di atas, saya mengajak para pembaca untuk belajar berpikir kritis. Jangan sampai kita mudah dibodohi oleh media-media seperti itu. Pun juga jangan sampai kita tersulut amarahnya oleh komentar-komentar netizen yang provokatif. Kalau memang di mata anda apa yang dilakukan oleh Gus M salah ya sudah salah. Jadikan pelajaran kemudian, beres gitu aja. Jangan diambil pusing begitu. 
       

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?