Jamaah Tidak Tahu Diri: Melaksanakan Sholat Sunah Selalu Mepet dengan Waktu Iqomah

       Di tempat tinggal saya, setiap masuk waktu Dhuhur dan Ashar, saya bertugas untuk menghidupkan salon masjid. Tak hanya itu, saya juga bertugas untuk mengumandangkan adzan kemudian. Setelah mengumandangkan adzan, lalu saya melantunkan pujian, biasanya berupa sholawat Nabi. Tatkala hendak Iqomah, saya selalu dibuat kesal oleh jamaah yang datang terlambat ke masjid. Setelah itu dia menunaikan sholat sunah rawatib. Hal itu kemudian membuat saya mengundur waktu Iqomah sejenak. 

      Saya tidak pernah melarang orang mau sholat sunah rawatib di dalam masjid. Hanya saja, saya perlu tekankan bahwa kalau mau sholat sunah, datanglah lebih awal. Datang setelah adzan misalnya. Itu kan masih banyak waktu untuk melaksanakan sholat sunah. Masalahnya di tempat tinggal saya, yang selalu datang terlambat orang-orang itu saja. Saya yang orangnya nggak enakan terpaksa harus mengundur iqomah agak lama. Nggak ngerti saya, Iqomah kurang satu menit lagi misalnya, dia baru datang ke masjid. Setelah itu sholat sunah. Ya kalau tahu diri, jangan sholat sunah lah begitu. 
       
      Di masjid itu terdapat jam digital berbentuk persegi panjang. Di situ secara otomatis tertera waktu mundur untuk Iqomah. Di masjid tersebut, terhitung waktu lima menit mundur untuk iqomah. Jamaah yang mau datang dan niat sholat sunah ya usahakan datang lebih awal begitu. Jujur, saat saya menghidupkan sholawat tarhim hingga selesai, tak seorang pun jamaah yang datang. Nah, baru setelah adzan, ada dua jamaah yang datang. Nah, di sini ada waktu buat saya pujian toh. Setelah itu jam secara otomatis menghitung waktu mundur dalam lima menit. Kalau sudah waktu habis, jam tersebut secara otomatis berbunyi sebanyak kurang lebih 3 kali dengan tulisan "saatnya Iqomah". 

       Saya kesal ya dengan jamaah yang datang mepet dengan waktu Iqomah, lalu kemudian tidak merasa bersalah menunaikan ibadah sholat sunah. Masalahnya orang yang datangnya selalu mepet itu itu aja. Nah yang bikin saya kesal lagi, dia setelah salam, mundur ke belakang untuk melaksanakan sholat sunah kembali. Dia tidak membaca dzikir bersama imam dan jamaah yang lain. Ketika imam selesai membaca doa, dia pergi begitu saja tanpa bersalaman dengan jamaah yang lainnya. Nah ini tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di masjid kami. Di sini itu setelah membaca doa bersama, dilanjutkan dengan bersalaman satu sama lain. Bukan justru pergi gitu aja meninggalkan masjd. 

       Bukan cuma saya, tetapi jamaah yang lain juga ikut kesal dengan orang yang datang ke masjid mepet dengan iqomah, lalu seenaknya tiba-tiba melaksanakan sholat sunah. Pernah suatu hari itu, waktu Iqomah mundur sekian menit. Hal itu saya lakukan semata-mata menghargai orang yang datang mepet-mepet itu. Lalu tanpa saya sadari, ada makmum lain tiba-tiba Iqomah. Saat itu saya heran saja, yang adzan saya, kok yang Iqomah beda orang. Makmum tersebut berkata pada saya "biar sudah, dikasih pelajaran saja orang seperti itu biar gak mepet lagi datangnya."

       Bagi saya, peristiwa ini ujian untuk menguji kesabaran saya saja. Karena memang, setiap ada makmum datang mepet lalu sholat sunah, saya selalu biarkan mereka melaksanakan sholat sunah itu. Ya walaupun waktu Iqomah mundur sekian menit. Tapi perlu diingat bahwa, kita perlu tahu adab di mana pun kita berada. Saya mungkin tidak merasa terganggu, tapi tidak tahu dengan jamaah yang lain. Mungkin ada yang punya acara atau apa di luar begitu kan kita tidak tahu. Jadi, kesimpulannya kalau mau melaksanakan sholat sunah rawatib, datanglah lebih awal, kalau perlu sebelum sholawat tarhim.

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?