Spesial Hari Raya Idul Fitri: Empat Macam Manusia Dalam Maaf-Maafan

       Apakah anda pernah punya salah dengan orang lain? Apakah orang tersebut sudah anda maafkan? Dan apakah orang lain punya salah dengan anda? Apakah orang lain itu sudah memaafkan anda? Saya kira, orang lain pernah khilaf pada kita, dan kita pun pasti juga pernah khilaf pada orang lain. Nah, corak atau tingkat kekhilafannya ini tentu berbeda. Ada yang lumrah, medium, maupun fatal. Tingkat kekhilafan itulah yang kemudian membuat kita terkadang merasa sulit untuk memaafkan dan melupakan orang yang pernah berbuat salah pada kita. Di momen hari raya Idul Fitri ini, penulis setidaknya membagi empat macam manusia dalam bermaaf-maafan. 

       Pertama, mudah memaafkan sulit melupakan. Ini umumnya banyak terjadi pada kalangan wanita. Ini bukan kata saya, tetapi informasi ini saya peroleh dari kalangan wanita yang kebetulan sedang asik mengobrol dengan saya di ruang guru. Menurut mereka, wanita itu mudah memaafkan, namun sulit melupakan. Itu karena mereka menilai sesuatu menggunakan perasaan. Bahkan kesalahan kecil dari kita pun, akan mereka ingat dalam waktu yang lama. 

       Kedua, mudah melupakan sulit memaafkan. Apakah ada pembaca yang bersikap demikian? Saya kira pasti ada. Motif di balik mengapa anda mudah melupakan dan sulit memaafkan kesalahan orang lain hanya anda sendiri yang tahu. Ya bisa saja anda banyak pekerjaan sehingga membuat anda jadi lupa semua kesalahan orang lain terhadap anda. Namun, di satu sisi anda sukar sekali untuk memaafkan kesalahan orang lain terhadap anda. Ya mungkin kesalahannya sangat serius begitu. 

       Ketiga, sulit memaafkan dan sulit melupakan. Nah, ini umumnya tingkat kesalahan orang lain terhadap kita berat sekali. Sehingga kita merasa sulit untuk memaafkannya dan melupakan kesalahannya. Lebih-lebih kita tidak memiliki aktifitas yang padat untuk dilakukan sehari-hari. Jadi kesempatan untuk lupa akan kesalahan orang lain itu sulit sekali. Namun, kita musti berpikir akibat dari tindakan tersebut untuk kita kedepan. Jika kita berbuat demikian, itu bisa merampas kebahagiaan dan ketenangan kita saat ini dan di masa depan. Atau kemungkinan terburuk kita bisa mengalami depresi karena hal itu. 

       Keempat, mudah memaafkan dan mudah melupakan. Ini menurut saya langka terjadi ya. Kalau ada orang yang berbuat seperti ini setelah hatinya disakiti dengan teramat pedih, saya salut padanya. Karena memang orang itu pada umumnya kalau nggak sulit memaafkan, ya sulit melupakan. Nah, dari keempat macam tadi, yang keempat ini lah yang paling bagus dan perlu dimiliki oleh semua orang. Karena sebagaimana yang dikatakan oleh Gusdur, bahwa memaafkan tidak merubah masa lalu, tetapi dapat memberi ruang besar untuk masa depan. Jadi, jangan membuat masa depanmu terkekang oleh kesalahan-kesalahan orang lain terhadapmu. Nggak usah dipikir terlalu serius. Anggap itu semua ujian dari Allah beres. Segera maafkan dan lupakan semua kesalahan musuh-musuhmu agar anda bahagia di kemudian hari. 

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?