Belalah Mereka yang Diperlakukan Semena-mena
Tadi malam, saya sedang rapat pengurus takmir. Di rapat itu, saya merasa bosan. Nggak tahu harus apa. Yang dibahas muter-muter begitu. Mau izin pulang, saya sendiri pembawa acaranya, kan gak mungkin. Ya sudah lah, saya isi kebosanan saya dengan periksa jam di hp. Ya sekilas lihat-lihat notif chat masuk di grup juga lah.
Dari chat di atas, kita bisa belajar bahwa Bu Aisyah ini salah paham terhadap bu Ika. Beliau mengira Bu Ika ini ngegas karena menggunakan tanda seru. Tanda tanyanya oleh Bu Ika justru ditaruh di bawahnya. Saya menduga Bu Ika itu mau mengedit tapi nggak tahu caranya. Ya sudah disusul dengan tanda tanya lah kemudian. Nah, Bu Aisyah nangkapnya salah, akhirnya ya salah paham. Tapi, yang dilakukan oleh Bu Aisyah ini tidak baik ya teman-teman. Karena negurnya di dalam grup, bukan secara personal. Itu merupakan tindakan yang tidak boleh seharusnya dilakukan oleh guru. Karena jatuhnya bukan evaluasi atau menegur, tapi ke bully. Lebih baik, negurnya secara personal saja begitu. Atau boleh tulis di blog tidak apa-apa, tapi pastikan dulu semua anggota grup yang lain tidak tahu alamat blognya. Kalau ada yang tahu satu, nyebar nanti soalnya hahaha.
Beberapa menit kemudian, ada chat masuk di grup Talkshow Seleksi Kompetensi PPPK. Nah, chat tersebut sontak menggugah hati saya untuk lalu kemudian nimbrung di grup. Jujur, saya itu tidak pernah nimbrung di grup-grup seperti itu. Apalagi saya sendiri juga nggak ada yang kenal dengan mereka semua. Nah, gara-gara chat tersebut yang sifatnya menurut saya ada kesalahpahaman dan perlu diluruskan, maka akhirnya saya ikut chat di grup kemudian. Isi chatnya seperti ini;
Dari chat di atas, kita bisa belajar bahwa Bu Aisyah ini salah paham terhadap bu Ika. Beliau mengira Bu Ika ini ngegas karena menggunakan tanda seru. Tanda tanyanya oleh Bu Ika justru ditaruh di bawahnya. Saya menduga Bu Ika itu mau mengedit tapi nggak tahu caranya. Ya sudah disusul dengan tanda tanya lah kemudian. Nah, Bu Aisyah nangkapnya salah, akhirnya ya salah paham. Tapi, yang dilakukan oleh Bu Aisyah ini tidak baik ya teman-teman. Karena negurnya di dalam grup, bukan secara personal. Itu merupakan tindakan yang tidak boleh seharusnya dilakukan oleh guru. Karena jatuhnya bukan evaluasi atau menegur, tapi ke bully. Lebih baik, negurnya secara personal saja begitu. Atau boleh tulis di blog tidak apa-apa, tapi pastikan dulu semua anggota grup yang lain tidak tahu alamat blognya. Kalau ada yang tahu satu, nyebar nanti soalnya hahaha.
Tulisan ini saya tulis sebagai pengingat saja. Karena di luar sana banyak orang yang ingin terlihat berwibawa dan super power, hingga rela menjatuhkan teman sesamanya di ruang publik. Niatnya evaluasi, tapi jatuhnya bully berkedok evaluasi. Semua temannya dikoreksi kesalahannya satu-satu di muka umum. Huh hafal dia, di luar kepala bahkan. Tapi dirinya sendiri tidak dievaluasi olehnya. Nah, ini kan namanya pecundang dengan mental kroco. Di sini, saya tidak melarang pembaca untuk melakukan evaluasi, sama sekali tidak. Tapi kalau menyangkut urusan pribadi, ya sampaikan lah evaluasi itu secara pribadi, bukan di muka umum. Tujuannya apa memang? Supaya mereka yang dievaluasi terlihat buruk? Terus yang mengevaluasi terlihat baik? Kan sinting itu namanya. Oh maaf, banyak sekarang kasus seperti itu. Lucunya kasus tersebut dilakukan oleh mereka yang pernah menempuh pendidikan tinggi lagi hahaha.
Yang saya tidak habis pikir adalah, dari sekian ratus orang di dalam grup, tidak ada satu pun yang peduli untuk membela Bu Ika kecuali saya. Atau paling tidak berusaha menjadi penengah itu tidak ada. Padahal kalau saya ikuti perkembangan di grup, banyak dari mereka yang berstatus sebagai tenaga pendidik. Nggak tahu mau ngetik apa lagi saya. Kok bisa ada orang diperlakukan semena-mena di grup, mereka hanya diam.