Selama di Bawah Sulit untuk Dihargai

       Tadi siang, saya oleh kepsek disuruh menyerahkan dokumen ke Aula SDN Slawu 3. Saya sendiri tidak tahu itu berkas apa. Amat tidak etis bagi saya jika saya membukanya tanpa seizin kepsek. Saya pun sadar, saya juga tidak berhak untuk mengetahui itu. 

       Sampai di Slawu 3, saya tanya ke petugas yang ada di dalam ruangan. Tadi, saya lihat ada dua orang yang berada di dalam ruangan. Tidak lupa saya ucapkan salam terlebih dahulu. Lalu saya susul dengan alasan saya datang ke sana. Alasan saya yaitu ingin menemui pak Wawan. Saya mengatakan itu dengan kalimat yang baik dan gestur yang beradab. Harapan saya, saya juga mendapatkan balasan yang baik dan beradab pula. Namun perlakuan tidak etis yang saya terima dari kedua petugas tersebut. Mereka tidak senyum menyambut saya dan mereka memberitahu di mana pak Wawan berada menggunakan gestur jari telunjuk.  Hanya gesture saja, tanpa diikuti dengan kata-kata dari mereka. Paling tidak ngomong lah kan gak bisu mereka. Gesture tersebut berarti bahwa pak Wawan ada di ruang sebelah. 

     Mendapatkan perlakuan seperti itu, jujur saya merasa kecewa. Karena kedua petugas tersebut adalah tenaga kependidikan. Saya sendiri tidak tahu status mereka sebagai kepsek,  guru, operator dapodik, atau yang lain. Kalau kepsek saya rasa tidak mungkin, karena tampangnya tidak menjanjikan mereka sebagai kepsek. Selain itu, mereka juga memasang raut muka dan mata yang menurut penilaian saya tidak pantas dilakukan oleh seorang tenaga pendidik. Minimal senyum dikit lah walaupun giginya kuning. Setelah menerima perlakuan seperti itu, ya sudah saya tidak bilang terima kasih dan ucapkan salam kembali. Orang seperti itu tidak layak untuk dihargai. Bayangkan, sesama tenaga pendidik saja sikapnya seperti itu, bagaimana dengan orang kecil? 

      Memang, di tengah perjalanan saya sudah menebak dan berpikir bahwa nanti setiba di sana saya akan mendapatkan perlakuan tidak etis. Karena saya ke aula Slawu 3 itu bukan sekali dua kali. Sudah berkali-kali bahkan. Contohnya rapat guru se-kecamatan, sosialisasi BOSP, menghadiri rapat persiapan lomba O2SN dan FLS2N, menyerahkan berkas-berkas penting dari kepsek, dst. Nah, setiap saya menyerahkan berkas itu, mesti pelayanan publiknya nol. Ya dengan kata lain, jelek sekali begitu. Ya belajar lah bab tentang pelayanan publik yang baik. Entah sama orang yang kenal maupun tidak dikenal. Tunjukkan sikap ramah dan murah senyum begitu. Jujur entah kenapa saya sendiri merasa malu begitu. Alhasil, jadilah tulisan ini. Terima kasih 

       

Postingan populer dari blog ini

Rupanya Ada Yang Mengendus Blog Saya

Tiga Tipe Teman Saat Kau Jatuh di Dasar Jurang

Sejak Kapan Presentasi Dilarang Tanya?