Blok Kontak Seseorang bukan Sikap Kekanak-Kanakan, Tapi ....
Saya kalau sudah dibuat kesal berkali-kali oleh seseorang, saya blok aja kontaknya. Daripada saya pendam rasa kesal itu, lalu jadi perilaku yang aneh-aneh, mending saya blok sekalian saja kontaknya. Kontak diblok itu bagi saya berarti sudah nggak ada ikatan lagi. Mau mereka makan paku pake sambal balado, bangun mall di dalam sekolah, bikin pesawat emprit air, bukan urusan saya sudah.
Saya nggak peduli mau dibilang saya kekanak-kanakan atau ketua-tuaan. Keremaja-remajaan juga bodoh amat saya. Karena bagi saya, blok kontak itu bukan sikap kekanak-kanakan, tapi sikap self-respect. Orang yang membiarkan dirinya terus terlarut dalam rasa kekesalan, lalu dia punya cara untuk meredam rasa kesal itu, tapi oleh dia tidak digunakan, artinya dia sama sekali nggak punya sikap self-respect. Ya tolol aja itu namanya. Paling enak kan blok kontaknya. Dapat dua hari sudah tenang hidupnya. Bukan justru malah didiemin sampe kiamat rasa kekesalan itu. Ya bisa sih diredam dengan banyakin aktifitas. Tapi kan lama hilangnya rasa kekesalan itu. Sewaktu-waktu kalau muncul lagi susah nanti. Kalau saya pribadi lebih suka blok saja sekalian. Enak nggak makan hati dan pikiran. Apalagi kalau kita sudah blok kontak, terus ditambah dengan memperbanyak aktifitas, oh tenang hidup kita jujur ini.
Silahkan saja sudah, ada orang yang membuatmu kesal, blok aja langsung nggak usah nunggu lama. Mau nunggu apa? Mau nunggu pesawat emprit air release? Kan gak mungkin. Nggak usah pedulikan perasaan mereka setelah kamu memblokirnya. Mereka saja membuatmu kesal nggak peduli dengan perasaan kamu. Dan nggak usah berusaha cari cara untuk berteman baik lagi dengan mereka. Sudahi sampe di sini saja. Blok, jauhi, dan lupakan.
Kamu pernah blok kontak seseorang? Jika pernah, apa yang membuatmu memblokir kontaknya? Saya kira jawabannya hanya kamu sendiri yang tahu. Saya pun juga pernah blok kontak seseorang. Alasannya satu, yaitu karena mereka tidak tahu caranya bagaimana menghargai saya sebagai manusia.