Tidak Ada yang Peduli dengan Lukanya
Pertengahan Mei tahun lalu, saya melaksanakan Kursus Mahir Dasar (KMD) di lapangan Cadika yang terletak tidak jauh dari Roxy. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 anggota. H-1 sebelum acara, kami diminta untuk cek dan membersihkan lokasi. Siapa tahu ada daun kering jatuh dan rumput yang tumbuh liar di area tenda kami. Nah, dalam momen ini ada satu kejadian yang menyita perhatian saya. Di mana banyak anggota yang tidak peduli dengan luka yang dialami oleh salah seorang anggota kelompoknya sendiri.
Saat tiba di lokasi, saya lihat banyak anggota saya yang sudah berkumpul kerja bakti membilah bambu. Bambu-bambu tersebut nantinya mau dibuat pagar dan jemuran. Di saat yang bersamaan, saya melihat jari telunjuk teman saya berwarna merah. Warna merahnya sudah mengering. Saya berpikir, itu pasti berdarah saat membilah bambu tadi. Saya kan datangnya agak telat ya jadi nggak tahu. Tapi bukan itu yang jadi soal. Persoalannya adalah sudah tahu ada yang terluka kenapa yang lain diam saja?
Di saat tangannya berdarah, teman saya satu ini terus membilah bambu. Dia nggak mau gantian dengan yang lain seperti itu. Yang lain juga ngga ada inisiatif atau hasrat untuk menggantikan pekerjaannya anehnya. Nah, di situ saya merasa kasihan. Akhirnya saya keluar bentar nyarikan dia handsaplas. Saya keliling itu nyari warung buat nyari handsaplas. Otak dan hati saya yaitu tertuju pada rasa kasihan terhadap luka yang dialami oleh teman satu ini. Singkat cerita, handsaplas didapat, lalu saya berikan ke dia. Jujur, nggak ada yang nyuruh saya untuk belikan dia handsaplas. Saya bergerak terdorong oleh hati dan otak saya. Saya juga nggak lupa belikan permen Kopiko untuk teman-teman yang lainnya.
Nggak ada yang disalahkan ya di sini. Ya mungkin teman yang lain sudah menawarkan bantuan, tapi oleh dia ditolak, kan saya nggak tahu. Atau bisa jadi yang lain juga sama sibuknya atau apa saya nggak tahu. Terlepas dari itu, saya mohon lah kepekaan dan kepeduliannya sedikit. Kalau ada yang terluka seperti itu jangan ditawari "mau aku belikan handsaplas nggak?" Jangan seperti itu, nanti keburu kering lukanya seperti kasus di atas. Langsung belikan handsaplas saja biar cepat selesai dan tertangani. Itu cara saya sih seperti itu. Nggak tahu kalau yang lain ya. Apa nunggu temannya mati dulu baru dibawa ke rumah sakit saya juga tidak tahu. Tapi jujur, boleh dikatakan saya sempat geram saat itu. Teman sebanyak itu kok nggak ada yang peduli dan justru fokus pada kerjaannya sendiri. Ini kalau seperti ini caranya, nggak bakal masuk seleksi timnya Kakashi mereka ini.
Terima kasih
Saya kembali teringat akan sebuah peristiwa di mana terdapat teman saya yang tangannya terluka, namun tak seorang pun yang peduli. Terus terang saya merasa kesal dengan mereka. Akhirnya, saya yang baru saja tiba di lokasi, membelikannya handsaplas.