Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Guru adalah Pekerjaan yang Rawan: Calon Guru Tolong Berhati-hatilah (Part 1)

Gambar
       Kemarin, saya mengetahui bahwa di kelas saya ada dua anak yang berulang tahun. Mengetahui hal itu saya langsung masuk ke kelas dan mengucapkan selamat ultah dan tidak lupa mendoakan keduanya. Tapi disini, sebagai wali kelas saya sadar ternyata apa yang saya lakukan ini datar sekali dan tidak ada kesan. Hanya mengucapkan selamat ultah dan baca doa sudah selesai. Jujur saya ingin ada yang baru dan ada kesan-kesan disini sehingga bisa diingat oleh teman-temannya di kemudian hari. Akhirnya saya membuat rencana dengan teman-teman sekelas. Saya suruh keluar dulu dua anak yang ultah tersebut. Saya suruh istirahat di luar dulu.         Malangnya, ketika kami mau memesan kue tart ternyata tidak bisa dipesan lewat aplikasi. Saya coba tanya-tanya dan cari jalan keluarnya ke anak-anak. Ada murid saya namanya Rania mencoba telpon ibunya. Saya tahu memang ibunya Rania ini jual kue, tapi setahu saya bukan kue tart. Di dalam kelas yang ramai, Rania as...

Menguak Hakekat: Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi Pacaran

Gambar
       Tulisan ini berangkat dari sebuah keraguan penulis saja. Di usia 22 tahun lalu, sempat secara tidak sadar terlintas, pacaran itu apa ya? Apakah mungkin saya bisa pacaran? Nanti kalau sudah berpacaran, apa yang harus saya lakukan? Dan masih banyak lagi. Tentu, ketidaksadaran tersebut juga didorong oleh pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang di sekitar saya sebelumnya. Dosen saya contohnya, pernah bertanya "sudah punya pacar belum? Sudah waktunya loh punya pacar, masa jomblo saja, pacarmu orang mana?, Saya kasih E ya kalau tidak punya pacar" dan lain sebagainya. Bahkan saya pernah itu dijodoh-jodohkan oleh dosen saya dengan seseorang karena entah mereka kasihan dengan saya atau bagaimana saya tidak tahu.  Tidak dapat dipungkiri memang, di usia segitu pandangan orang lain terhadap saya kesannya mengarah pada apakah saya sudah punya pacar.          Dari keraguan-keraguan kecil ini lah membuat saya tertarik untuk mencari tahu tentang h...

Problematika Mendirikan Sebuah Tempat Les: Tarif Menjadi Keluhan Utama Wali Murid

       Saya membuka tempat les sejak bulan November lalu. Awalnya saya hanya membuka les untuk kelas 6 saja. Begitu masuk semester dua, saya kemudian membuka les untuk kelas 5. Hal itu saya lakukan karena banyaknya pertanyaan sekaligus permintaan dari warli murid kelas 5 apakah saya membuka les bahasa Inggris di rumah saya. Setelah itu, ada wali murid kelas 2 yang menemui saya agar anaknya dileskan ke saya. Alhasil, sampai sekarang saya hanya memberi les tambahan untuk kelas 6, 5, dan 2. Dari panjangnya perjalanan ini, ada salah satu problematika yang menyita perhatian. Yakni keluhan wali murid perihal tarif les yang saya berikan.           Banyak wali murid yang mengeluh bahwasanya tarif les di tempat saya terlalu mahal. Untuk les privat kelas atas saya membuka tarif 30 ribu/pertemuan sedangkan kelas bawah 20 ribu/pertemuan. Untuk les kelompok saya memasang tarif 15 ribu/pertemuan baik itu kelas atas maupun kelas bawah dengan durasi wak...

Kasus Trisuaka dan Zidan tidak Fatal: Semua Karena Ulah Domba-Domba Hitam Brengsek yang Membuat Judul Berita Miring dan Memprovokasi di Medsos

       Di tengah-tengah hangatnya kasus selebriti Marshel Widianto dan Chika, muncul lagi kasus selebriti baru yang tak kalah hangatnya. Yaitu kasus video parodi Trisuaka dan Zidan. Mereka berdua memparodikan Andika kangen band dan Rizal Armada. Dan ternyata video parodi tersebut mendapat respon negatif dari netizen setanah air. Mengapa? Karena dari gaya parodi atau impersonate tersebut, terkesan Trisuaka dan Zidan merendahkan bahkan menghina gaya menyanyi Andika kangen band dan Rizal Armada. Padahal saya lihat dengan kacamata saya, mereka berdua ini tidak ada maksud untuk menghina. Masalahnya hanya netizen saja yang kurang paham ilmu linguistik sehingga mereka mudah digiring oleh judul berita yang miring. Sontak kasus ini beredar dimana-mana dan akhirnya pun viral.          Menurut pandangan saya, tidak ada masalah dengan video parodi tersebut. Video-video parodi dan impersonate ini kan sudah banyak sebelum Trisuaka dan Zidan yang membuatnya...

Momen Hari Raya Idul Fitri: Masih Saja Ada Orang Angkuh di dalam Masjid

       Di tengah-tengah lebaran seperti ini, masjid kami sering kedatangan tamu dari luar. Di masjid yang lainnya, mungkin akan berlaku sama. Sehingga ketika sholat jamaah ditemukan wajah-wajah asing datang ke masjid. Mereka-mereka ini adalah saudara dari tetangga-tetangga kami umumnya. Dan mereka tersebut bukan penduduk asli disini.          Saat Imam membaca salam, umumnya di masjid tinggal kami dzikiran dulu kemudian diakhiri dengan doa. Setelah doa, umumnya kami bersalam-salaman sesama jamaah, baik jamaah penduduk setempat maupun jamaah dari luar kampung kami yang mampir sholat di masid kami.           Ada kejadian menarik, manakala saya hendak bersalaman dengan jamaah yang bukan asli penduduk disini. Ketika saya menjulurkan tangan saya untuk bersalaman, dia malah mengabaikannya seolah-olah dia tidak melihat saya. Bukan hanya saya, tetapi jamaah yang lain diabaikan oleh dia. Ini sungguh bukan kebiasaan jamaah...